113 Sejarawan Terlibat dalam Penulisan Ulang Sejarah Indonesia, Menbud Fadli Zon Beri Dukungan

113 Sejarawan Terlibat dalam Penulisan Ulang Sejarah Indonesia, Menbud Fadli Zon Beri Dukungan

Sedikitnya 113 sejarawan yang berlatar belakang akademisi, arkeolog hingga ilmuwam humaniora lainnya akan terlibat dalam program penulisan ulang sejarah.-Wikipedia-

JAKARTA, PostingNews.id - Sedikitnya 113 sejarawan yang berlatar belakang akademisi, arkeolog hingga ilmuwam humaniora lainnya akan terlibat dalam program penulisan ulang sejarah.

Hal itu disampaikan Menteri Kebudayaan Fadli Zon saat Rapat Kerja (Raker) bersama Komisi X DPR RI di Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta Pusat, Senin (26/5/2025).

"Jadi kita telah membuat satu tim, yang melibatkan 113 penulis. Mereka adalah sejarawan, apakah itu Guru Besar, profesor atau doktor di bidang sejarah, termasuk ada arkeolog, ada yang latar belakangnya arsitektur dari 34 perguruan tinggi dan 8 institusi, dan 113 penulis," katanya.

Fadli berharap akan ada sejarah baru yang benar-benar sesuai dengan perspektif Indonesia.

BACA JUGA:Piala AFF Resmi Ganti Nama Jadi ASEAN Hyundai Cup, Mulai 2026

"Yang ingin kita perbaharui, yang ingin kita buat adalah Indonesia sentris. Jadi perspektif Indonesia, karena dalam perspektif Belanda berbeda dengan perspektif Indonesia," ujar Fadli yang seraya menunjukan lima jilid buku sejarah karya Stoppel.

Selain sejarawan, akan ada 20 editor jilid dan 3 editor umum juga dilibatkan dalam proyek penulisan ulang sejarah. Ia mengatakan, pihak yang terlibat dari kalangan akademisi, arkeolog, geografi, sejarawan hingga ilmuwam humaniora lainnya.

"Kita berharap rekonstruksi terhadap masa lalu bangsa Indonesia dapat membentuk National identity atau reinventing Indonesian identity sebagai bangsa merdeka, berdaulat," ucap Fadli.

BACA JUGA:Pergeseran Tanah Berbuntut Rusaknya 8 Rumah di Bekasi, BPBD: akibat Curah Hujan Tinggi

"Tentu saja bukan dari 0. Jadi, buku-buku ini menjadi suatu acuan utama begitu juga Indonesia dalam arus sejarah dan sejarah nasional Indonesia tentu buku Belanda ini tidak kita jadikan acuan. Dan ini mrngungkap secara garis besar sekali lagi, aspek kehidupan, politik, ekonomi, sosial, budaya dan lain-lain," katanya lagi.

 

Temukan konten postingnews.id menarik lainnya di Google News

Tag
Share
Berita Lainnya