Astagfirullah! Gilang Endi Tewas Diduga Dianiaya Senior Saat Ikut Diksar Menwa UNS, Gibran Ikut 'Turun Tangan'!

Astagfirullah! Gilang Endi Tewas Diduga Dianiaya Senior Saat Ikut Diksar Menwa UNS, Gibran Ikut 'Turun Tangan'!

Astagfirullah! Gilang Endi Saputra, Mahasiswa UNS Diduga Tewas Dianiaya Senior Saat Diksar Menwa, Gibran Ikut Turun Tangan!--Tangkapan layar Instagam @BEMUNS


Astagfirullah! Gilang Endi Saputra, Mahasiswa UNS Diduga Tewas Dianiaya Senior Saat Diksar Menwa, Gibran Ikut Turun Tangan!||Tangkapan layar Instagam @BEMUNS

"Lagi! Aksi 'perpeloncoan' terhadap mahasiswa baru memakan korban. Gilang Endi Saputra meninggal, diduga pasca mengalami penganiayaan para senior!"

POSTING NEWS: Innalillahi! Kabar meninggalnya  mahasiswa Universitas Sebelas Maret (UNS) 25 Oktober 2021 lalu masih jadi perbincangan publik.

Warganet pun mengecam keras aksi Diksar Menwa (Pendidikan Dasar Resimen Mahasiswa) yang diduga jadi pemicu sang mahasiswa: Gilang Endi Saputra meninggal.

Bahkan hal ini pun sempat memicu Walikota Solo, Gibran Rakabuming Raka ikut turun tangan menyikapi kasus ini.
 
Gilang Endi Saputra, dikabarkan meninggal setelah mengikuti Diksar Menwa yang dilakukan para senior UNS beberapa waktu lalu.

BACA JUGA:Resmi Ganti Facebook jadi Meta, Mark Zuckerberg Siap 'Kuasai Dunia Medsos', Begini Strategi dan Alasannya!

Warganet menduga, Gilang meninggal akibat perlakuan penganiayaan yang dilakukan senior atas dasar penguatan mental.

Seperti diketahui, Menwa adalah organisasi mahasiswa yang dilatih atas dasar militer yang digunakan untuk mempertahankan NKRI jika nantinya ada serangan musuh saat genting.

 
 
 
 
 
View this post on Instagram
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 

A post shared by BEM UNS 2021 (@bemuns)



Namun, di saat kondisi damai seperti ini dan ditambah pandemi covid-19 yang belum berakhir, Menwa dianggap menjadi tidak begitu penting dan tidak sesuai misi awal  pembentukannya.

Alhasil, warganet merasa Menwa hanya ajang perpeloncoan junior di kampus yang diwajarkan, hingga akhirnya ada korban jiwa.

BACA JUGA:Berkelas! Hadiah Kode Redeem PUBG Mobile 30 Oktober 2021 ini Asli Bikin Ngiler, Gaes! Pilihannya juga Banyak Lo..

Seperti dikutip dari postingan BEM UNS di akun resmi Instagramnya, diceritakan bahwa dua orang utusan panitia Diklat Menwa telah mendatangi rumah korban.

+++++

Mereka menginfokan bahwa korban sakit karena kesurupan setelah di ruqyah. Mereka bersaksi bahwa korban kesurupan dan memukul dirinya sendiri sampai babak belur.

Lalu, keduanya mengajak keluarga korban untuk ke RS Moewardi Solo. Namun, saat di  perjalanan 2 utusan itu baru mengaku bahwa Gilang meninggal dunia.



Hal tersebut mengindikasikan bahwa mereka takut untuk berterus terang kalau Gilang sebenarnya telah meninggal dunia dan tidak disampaikan saat awal pertemuan.

BACA JUGA:Akhirnya! Kode Redeem Genshin Impact 30 Oktober 2021 Muncul Juga, Buruan Klaim Rewardnya Ya!

Setibanya di rumah sakit, kecurigaan keluarga semakin menjadi karena tidak ada panitia yang menyambut keluarga korban dan terkesan tidak peduli.

Saat akan memandikan jenazah Gilang, diketahui bahwa wajah korban banyak bengkak, lebam, berdarah, mata keluar darah dan tangan gosong.

Hal janggal itu pun sontak membuat orang tua korban berasumsi bahwa putranya meninggal bukan karena gangguan makhluk halus.

Sebaliknya, keluarga Gilang juga curiga kalau putranya itu meninggal di tangan para senior yang tidak berprikemanusiaan dan merasa paling hebat.

BACA JUGA:Siapa yang Mau? Nih, Kode Redeem FF 29 Oktober 2021 Masih Tersisa 14 Lagi yang Bisa Diklaim!

Menanggapi hal tersebut, kakak sepupu Gilang, lewat akun pribadi Instagramnya @Novarina_Ekapuri ikut angkat bicara yang sekaligus mengungkap kronologinya, seperti diunggah ulang akun Twitter @arejulid.

+++++

“Adik sepupu saya berangkat diklat dalam keadaan sehat walafiat. Tidak punya penyakit bawaan. Lalu tiba-tiba Senin sekitar jam 01.30 dini hari, 2 orang mahasiswa UNS datang ke rumah mengabarkan kalau adik sepupu saya masuk RS, tanpa adanya penjelasan yang berarti mengenai penyakit apa yang diderita korban dan kenapa bisa begitu. Kedua orangtua Gilang saat sampai Rumah Sakit hanya menunggu di luar IGD.

Lalu sampai beberapa waktu kemudian, diberitahu kalau Gilang sudah tidak tertolong.

Padahal isi surat keterangan kematian, jelas disebutkan bahwa Gilang meninggal Minggu pukul 22.00 WIB dan sampai RS sudah dalam keadaan meninggal.

BACA JUGA:Tambahan Nih, 20 Kode Redeem Genshin Impact 29 Oktober 2021, Update Sore ini Masih Banyak Hadiahnya!

Tim visum dari Polres juga berasumsi jika kematian jenazah sudah lebih dari 24 jam yang lalu alias 1 hari.

Lalu Jenazah yang meninggal lebih dari 24 jam itu disembunyikan dimana??!! Hati keluarga mana yang tidak hancur lebur dan entah kata apa yang tepat untuk mendeskripsikan perasaan kami keluarganya, khususnya orangtuanya.

Logika gimana ini hei panitia diklat Menwa UNS? Berarti Gilang meninggal di lokasi diklat atau dalam perjalanan?

Dari waktu yang sudah saya sebutkan tadi, teman-teman semua pasti bisa menganalisa sendiri.

BACA JUGA:Giliran Kamu! Klaim Kode Redeem Call of Duty 29 Oktober 2021 Update Sore ini, Dapatkan Rewardnya!

Kami hanya ingin kronologi dari panitia kenapa adik sepupu saya bisa dalam kondisi seperti itu, malah dilemparkan menunggu pernyataan resmi dari Universitas dan menunggu hasil autopsi.

+++++

Menwa UNS hanya bisa menghindar dan menonaktifkan kolom komentar. Mohon untuk teman-teman semua untuk mengawal kasus ini sampai kebenaran,” tulis akun  @Novarina_ekapuri.

Sementara ini, kasus meninggalnya Gilang masih menunggu hasil visum yang dilakukan oleh aparat penegak hukum.

Bahkan, Walikota Solo Gibran Rakabuming akan membubarkan Menwa UNS karena  menganggap bahwa organisasi itu tidak penting dan hanya membawa kesedihan mendalam.

BACA JUGA:Mengejutkan! Sekumpulan Kode Penukaran Chip Higgs Domino 29 Oktober 2021 ini Belum Diklaim, Padahal Masih Aktif!

Sebelumnya, publik dikejutkan oleh kasus korban Pendidikan Dasar Resimen Mahasiswa Universitas Sebelas Maret yang memakan korban.

Kasus ini sempat viral di sosial media karena hal ini sudah tidak bisa lagi ditolerir dan hanya tindakan tidak bermoral dan pantas dijatuhi hukuman.

Keluarga korban dan warganet tentu menunggu proses pengungkapan fakta sesungguhnya, di balik kasus meninggalnya Gilang.

Penegakan hukum di dunia pendidikan pun tetap harus berjalan. Terlebih saat Walikota Solo ikut turun tangan menyikapi kasus ini agar segera diusut tuntas.  (Akmal Isryad)

Temukan konten postingnews.id menarik lainnya di Google News

Source
Tag
Share
Berita Lainnya