China Minta Negara ASEAN 'Netral', Sementara Amerika Cs Ingin Bantu Masalah Keamanan

China Minta Negara ASEAN 'Netral', Sementara Amerika Cs Ingin Bantu Masalah Keamanan

Ekonomi Digital ASEAN Berpotensi Capai Rp5.032 Triliun Pada 2025--Pixabay

JAKARTA, POSTINGNEWS.ID - Perdana Menteri China, Li Qiang, meminta negara-negara anggota ASEAN untuk tetap netral dan tidak memihak negara mana pun.
 
Pernyataan ini disampaikan oleh Li Qiang dalam acara 26th ASEAN +3 Summit di Jakarta Convention Center (JCC) pada Rabu (6/9) .
 
Li Qiang menganggap hal itu sebagai langkah efektif untuk menghindari kesalahpahaman antarnegara.
 
Hal itu dimaksudkan untuk menjaga agar perbedaan-perbedaan pendapat tetap terkendali.
 
 
"Yang penting sekarang adalah menentang memihak satu sisi, menentang konfrontasi blok, dan menentang Perang Dingin baru," kata Li.
 
Menurut Li Qiang, pertemuan tahunan seperti ini merupakan langkah nyata untuk menemukan kesamaan dan menyelesaikan perbedaan antarnegara.
 
Meskipun terdapat perbedaan, Li Qiang mengingatkan bahwa ada kepentingan yang lebih besar, yaitu perdamaian dan pembangunan di Asia.
 
Di sisi lain, dalam 24th ASEAN-Republic of Korea (ROK) Summit, Presiden Korea Selatan Yoon Suk Yeol menyebut bahwa kerja sama trilateral antara Korea Selatan, Amerika Serikat (AS), dan Jepang akan memperkuat ASEAN, khususnya dalam Maritime Security Cooperation Framework.
 
 
Framework tersebut bertujuan untuk mendukung keamanan dan stabilitas di kawasan ASEAN.
 
“Tujuannya adalah mendukung kemampuan keamanan maritim negara-negara kepulauan di Asia Tenggara dan Pasifik,” ungkap dia di hari yang sama.
 
Yoon Suk Yeol juga menyatakan bahwa peningkatan hubungan antara Korea Selatan dan Jepang, yang membuka peluang kerja sama dengan AS, dapat menjadi platform untuk membuka babak baru dalam kerja sama ASEAN +3.
 
ASEAN dianggap sebagai pusat pertumbuhan global dengan kontribusi ekonominya yang semakin besar dalam dekade terakhir, terutama karena produk Domestik Bruto (PDB) gabungan negara-negara ASEAN +3 sebagai bagian dari ekonomi global telah meningkat dari 24,7 persen menjadi 27,6 persen.
 

Temukan konten Postingnews.Id menarik lainnya di Google News

Sumber: