IDI Sebut Indonesia Kekurangan Dokter Spesialis, Tapi Kampus ini Malah Buka Fakultas Kedokteran Baru
Minggu 13-08-2023,20:36 WIB
Gedung Laboratorium Terintegrasi Fakultas Saintek dan Kedokteran UIN Walisongo Semarang.--UIN Walisongo
JAKARTA, POSTINGNEWS.ID - Universitas Islam Negeri (UIN) Walisongo Semarang bersikukuh akan membuka Fakultas Kedokteran, meskipun keputusan ini telah dikritik oleh Ikatan Dokter Indonesia (IDI).
Langkah ini telah diumumkan sejak awal tahun 2023 dan semakin mendekati kenyataan setelah kampus ini menjadi tuan rumah acara Nahdlatul Ulama Health 2023 di Semarang pada Jumat (11/8).
Acara tersebut dihadiri oleh sejumlah tokoh, termasuk Menteri Kesehatan Budi Gunardi Sadikin dan Ketua Umum PBNU KH Yahya Cholil Staquf.
Rektor UIN Walisongo, Imam Taufiq, menyambut baik kehadiran acara tersebut dan menyampaikan tujuan untuk berkontribusi lebih banyak dalam pelayanan kesehatan.
Nantinya, Fakultas Kedokteran di bawah naungan Perguruan Tinggi Keagamaan Islam Negeri (PTKIN) akan tumbuh seperti fakultas di perguruan tinggi lainnya.
Fokus utama dari program ini adalah untuk melahirkan dokter yang beradab dan humanis, dengan keilmuan khusus dalam Stem Cell.
"UIN Walisongo nantinya akan melahirkan dokter yang beradab dan humanis," kata Imam.
Dekan Calon Fakultas Kedokteran UIN Walisongo, Sugeng Ibrahim, menyampaikan pentingnya kesehatan dalam pandangan Islam dan menyatakan bahwa banyak fakultas kedokteran di dunia berdiri di Indonesia.
"Tidak ada dikotomi Fakultas Kedokteran di bawah naungan Kemendikbud, Kemenag maupun swasta," ujarnya.
Meskipun beberapa pihak, termasuk IDI, telah mengkritik fenomena ini, UIN Walisongo menggarisbawahi bahwa mereka ingin memenuhi kebutuhan dokter di Indonesia dan berkontribusi dalam pemenuhan kemanusiaan.
Meskipun ada kritik, UIN Walisongo bukanlah kampus pertama yang membuka Fakultas Kedokteran.
Sebelumnya, 12 kampus lainnya juga telah membuka program serupa, termasuk IPB University, ITS, UPI, Unnes, Unesa, UNP, UPN Jatim, Udinus, UBB, UMRAH, Institut Kesehatan Medistra, dan Institut Kesehatan Deli Husada.
Anggota Dewan Pertimbangan IDI Hasbullah Thabrany mengkritik rencana tersebut.
Menurutnya, yang lebih dibutuhkan saat ini adalah dokter spesialis.
Ia khawatir dengan dibukanya fakultas-fakultas kedokteran baru tersebut, Indonesia akan kelebihan dokter umum yang sulit terserap dalam sistem kesehatan.
Temukan konten Postingnews.Id menarik lainnya di Google News
Sumber: