Demokrat Bakal Legowo Kalaupun AHY Tak Jadi Cawapres Anies

Demokrat Bakal Legowo Kalaupun AHY Tak Jadi Cawapres Anies

Anies Baswedan dan AHY.-Foto: Disway-

JAKARTA, POSTINGNEWS.ID - Partai Demokrat memberikan tanggapan mengenai kemungkinan Agus Harimurti Yudhoyono (AHY) tidak terpilih sebagai Calon Wakil Presiden (Cawapres) untuk mendampingi Anies Baswedan.
 
Sekjen Partai Demokrat, Teuku Riefky Harsya, menyatakan bahwa partainya sudah menandatangani piagam yang menyatakan penyerahan keputusan cawapres kepada bakal Capres, Anies Baswedan.
 
Pihak Demokrat telah memutuskan dan tinggal menunggu pengumuman resmi.
 
Ketika ditanya mengenai kemungkinan AHY tidak terpilih sebagai cawapres, Riefky menyatakan bahwa partai akan tetap menjalankan komitmen yang tertulis di piagam kerja sama tiga partai koalisi.
 
Artinya, partai akan tetap mendukung keputusan Anies Baswedan dalam menentukan calon wakil presidennya.
 
 
"Kita sesuai dengan komitmen yang sudah kita sampaikan," ungkap Harsya, Jumat (21/7) kemarin.
 
Sementara itu, pertemuan antara Ketua DPP PDIP, Puan Maharani, dan Ketua Umum Partai Demokrat, AHY, menunjukkan keakraban dan kenyamanan satu sama lain.
 
PDIP menyatakan bahwa AHY tetap menjadi kandidat bakal Cawapres yang akan mendampingi Ganjar Pranowo pada Pilpres 2024.
 
Meskipun demikian, beberapa pengamat politik menilai bahwa kenyamanan antara PDIP dan Demokrat dapat membahayakan Koalisi Perubahan untuk Persatuan (KKP) yang telah terbentuk selama ini dan menjadi ancaman bagi Anies Baswedan.
 
Pengamat politik mengingatkan bahwa tiket capres Anies Baswedan berasal dari tiga partai: NasDem, PKS, dan Demokrat.
 
 
Koalisi tersebut telah memenuhi syarat ambang batas atau presidential threshold untuk mengusung calon presiden dan wakil presiden.
 
Namun, apabila salah satu partai hengkang dari koalisi, maka Anies Baswedan akan gagal mendapatkan tiket capres untuk Pilpres 2024.
 
"Anies Baswedan terancam tidak beroleh tiket capres di Pilpres 2024," kata Pengamat Politik dari Hukum Tata Negara Universitas Krisnadwipayana, Anwar Budiman, Senin (19/6) bulan lalu.
 
Ia juga menduga ada strategi "Devide et Impera" atau memecah kelompok besar yang dilakukan oleh elite politik untuk mencapai tujuan tertentu.
 
Anwar menyebut bahwa ada upaya intimidasi dan godaan terhadap partai-partai yang mendukung Anies Baswedan.
 
 
Sehingga, kemungkinan adanya perpecahan di dalam koalisi dapat memengaruhi peluang Anies untuk menjadi capres pada Pilpres 2024.

Temukan konten Postingnews.Id menarik lainnya di Google News

Sumber: