Larang Pembakaran Alquran Jadi Syarat Swedia Gabung NATO

Larang Pembakaran Alquran Jadi Syarat Swedia Gabung NATO

Salwan Momoka, pria asal Irak yang bakar Alquran di depan Masjid Stockhlom, Swedia.--Istimewa

JAKARTA, POSTINGNEWS.ID - Pada Rabu (28/6), polisi Swedia memberikan izin untuk penyelenggaraan aksi protes yang melibatkan pembakaran Alquran di luar masjid utama Stockholm.
 
Izin tersebut diberikan setelah pengadilan banding Swedia menolak larangan polisi terhadap protes pembakaran Alquran sebelumnya.
 
Aksi pembakaran Alquran sebelumnya telah memicu protes di seluruh dunia dan menghambat proses Swedia menjadi anggota Pakta Pertahanan Atlantik Utara atau NATO.
 
Meskipun Swedia berharap untuk menjadi anggota NATO sebelum atau pada KTT puncak negara NATO di Vilnius bulan depan, langkah konkret untuk menindak kelompok teroris atau mengindahkan tuntutan ekstradisi dari Turki belum diambil.
 
Swedia juga masih mengizinkan aksi pembakaran Alquran oleh kelompok sayap kanan fanatik.
 
 
Perdana Menteri Swedia, Ulf Kristersson, menyatakan bahwa Swedia tetap berkomitmen untuk menjadi anggota NATO.
 
Namun, tidak ada jaminan bahwa hal itu akan terjadi secara khusus di Vilnius atau tepat sebelumnya.
 
Turki telah menuduh Swedia menyembunyikan anggota kelompok teroris dan menuntut ekstradisi mereka sebagai syarat untuk meratifikasi keanggotaan Swedia.
 
Turki juga mengekspresikan kemarahan atas demonstrasi anti-Turki yang dilakukan di Swedia.
 
Pada KTT NATO di Madrid bulan Juni, Turki, Finlandia, dan Swedia menandatangani sebuah memorandum untuk mengatasi masalah keamanan yang mempengaruhi Ankara.
 
 
Perjanjian ini membuka jalan bagi keanggotaan kedua negara Nordik tersebut dalam aliansi tersebut.
 
Namun, Turki telah mengingatkan bahwa keanggotaan Swedia dan Finlandia tidak akan disetujui sampai memorandum tersebut diimplementasikan secara penuh oleh 31 negara anggota NATO.
 
Dalam upaya untuk memenuhi persyaratan dan mencapai keanggotaan NATO, Swedia perlu mengambil langkah konkret dalam menangani kelompok teroris dan memenuhi tuntutan ekstradisi dari Turki.
 
Sementara itu, pembakaran Alquran oleh kelompok sayap kanan fanatik tetap menjadi isu sensitif yang masih dihadapi Swedia.

Temukan konten postingnews.id menarik lainnya di Google News

Tag
Share
Berita Lainnya