Hacker Korut 'Strikes Back', Kali ini Berhasil Curi 35 Juta Dolar AS dari Perusahaan Kripto
Jumat 09-06-2023,20:07 WIB
Prajurit Korea Utara sedang mengoperasikan komputer.--Istimewa
JAKARTA, POSTINGNEWS.ID - Para peretas Korea Utara diduga bertanggung jawab atas pencurian minimal 35 juta dolar AS dari layanan cryptocurrency populer.
Aksi pencurian ini merupakan serangan terbaru dalam serangkaian peretasan perusahaan cryptocurrency yang terkait dengan Pyongyang.
Pemerintah Amerika Serikat khawatir bahwa hasil dari pencurian ini akan digunakan untuk mendanai program senjata nuklir dan balistik rezim Korea Utara.
Para peretas menguras akun cryptocurrency pelanggan dari Atomic Wallet, sebuah perusahaan yang berbasis di Estonia dan memiliki sekitar 5 juta pengguna.
Meskipun kurang dari 1 persen pengguna bulanan terpengaruh oleh peretasan ini, Atomic Wallet belum dapat mengonfirmasi jumlah uang yang dicuri dan siapa yang bertanggung jawab atas peretasan tersebut.
Beberapa korban yang terkena dampak peretasan memohon kepada para peretas melalui Twitter agar mengembalikan uang mereka, dan mereka juga mencantumkan mata uang kripto mereka jika para peretas bersedia mengembalikannya.
Perlu diketahui bahwa dalam beberapa tahun terakhir, peretas Korea Utara telah mencuri miliaran dolar dari bank dan perusahaan mata uang kripto.
Perusahaan pelacak kripto bernama Elliptic, yang berbasis di London, mengatakan bahwa teknik pencucian uang yang digunakan oleh para peretas tersebut sesuai dengan perilaku Korea Utara.
Selain itu, seorang peneliti cryptocurrency independen bernama ZachXBT juga mengindikasikan bahwa peretas Korea Utara kemungkinan bertanggung jawab atas insiden itu.
Peretas Korut itu disebut melakukan pola serangan yang mirip dengan serangan pencucian dana Harmony pada Januari lalu.
"Polanya mirip dengan apa yang kami lihat dengan pencucian dana Harmony pada Januari," ungkap dia.
Harmony, perusahaan berbasis di California, kehilangan 100 juta dolar AS dalam serangan tersebut.
Mencegah peretasan dan pencucian uang yang dilakukan oleh Korea Utara menjadi prioritas keamanan nasional pemerintahan Joe Biden.
Seorang perwakilan dari Gedung Putih mengungkapkan bahwa sekitar setengah dari program rudal Korea Utara didanai melalui serangan siber dan pencucian mata uang kripto.
Temukan konten postingnews.id menarik lainnya di Google News
- Tag
- Share
-