JAKARTA, POSTINGNEWS.ID - Putra Mahkota Arab Saudi, pangeran Mohammed bin Salman (MbS) telah banyak melakukan reformasi kebijakan di Internal Kerajaan.
Ya, salah satunya ingin menghapus paham Wahabi sebagai satu-satunya mazhab di negara itu.
Padahal mazhab Wahabi sudah melekat dengan Saudi karena pendiri paham ini, Muhammad Ibnu Abdul Wahhab, berkontribusi terhadap pembangunan negara kerajaan tersebut.
Selain itu, ajaran Wahabi juga masuk dalam sistem pemerintahan Saudi. Ajaran Salafi-Wahabi dianut oleh sekitar lima juta Muslim Sunni di Arab Saudi. Karenanya, Wahabi dikenal sebagai paham Islam paling berpengaruh di sana.
BACA JUGA:Kejagung Tetapkan Eks Dirjen Kemenperin Jadi Tersangka Kasus Korupsi Garam Impor
Paham ini sangat melekat dengan Saudi karena ditegakkan oleh para ulama yang menjalankan peradilan dan polisi agama Saudi selama beberapa dekade.
Ditambah, pemerintah Arab Saudi mengikuti tafsiran Wahabi terhadap kitab suci Al-Quran.
Wahabi merupakan pemikiran Islam yang berpegang teguh pada purifikasi atau pemulihan Islam ke bentuk yang sesuai Al-Quran dan hadis. Mazhab ini melarang inovasi.
Lalu bagaimana upaya MbS menghapus Wahabi sebagai satu-satunya ideologi di Saudi?
Dalam suatu wawancara, MbS menegaskan ajaran Wahabi bukan satu-satunya ideologi di negara itu.
"Hari ini tak boleh ada satu pun pihak yang memaksakan ajaran mereka yang menjadikannya satu-satunya paham di Saudi," ujar dia kepada The Atlantic, seperti dikutip Saudi Gazette pada Maret 2021 lalu.
Ia lalu mengatakan, Wahabi mungkin pernah menjadi ideologi di Saudi pada era 1980 hingga 2000.
"Hari ini, kami berada dalam jalur yang benar," ungkap MbS.
+++++
Untuk memperkuat komitmennya, MbS lalu membuat terobosan baru di Saudi. Salah satunya dengan membatasi pengaruh ulama garis keras yang mendorong pandangan Islam tanpa kompromi di Saudi.