JAKARTA, POSTINGNEWS.ID - Gubernur Papua Lukas Enembe saat ini tengah menjadi sorotan, karena ditetapkan sebagai tersangka oleh Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) karena diduga menerima gratifikasi Rp 1 miliar dan suap.
Tidak hanya itu, Lukas Enembe juga disorot karena disebutkan pergi ke Singapura untuk bermain judi. Hal ini seperti disampaikan Boyamin Saiman selaku Koordinator Masyarakat Anti Korupsi Indonesia (MAKI).
Aloysius Renwarin selaku kuasa hukum Lukas Enembe membenarkan jika kliennya bermain kasino di Sungapura seperti temuan MAKI.
"Selama itu di Singapura, beliau bilang betul. Karena sambil bermain saja, hiburan. Ketika dia sakit, dia cari hiburan, dia main judi, apa namanya, game itu di Singapura," kata Aloysius kepada wartawan, Senin (26/9/2022), dikutip dari fin.co.id.
BACA JUGA:Tegas, Presiden Jokowi Minta Gubernur Papua Lukas Enembe Hormati Panggilan KPK
Aloysius menambahkan, Lukas Enembe bermain judi dalam rangka refreshing saat berobat di Singapura. Selain itu, Aloysius menegaskan jika yang digunakan Lukas Enembe untuk berjudi adalah uang pribadi.
"Tetapi bukan berarti dengan uang jumlah besar. Santai-santai ketika dia sakit cari refreshing, gitu. Dia pimpinan, dia punya duit,” demikian Aloysius.
Sebelumnya, Koordinator MAKI Boyamin Saiman mengungkap 25 daftar riwayat perjalanan ke luar negeri Gubernur Papua Lukas Enembe.
+++++
Boyamin pada Minggu (25/9/2022) mengatakan, perjalanan itu berlangsung sejak Desember 2021 hingga Agustus 2022. Kebanyakan dilakukan untuk berjudi, meski sebagian untuk keperluan pengobatan Lukas.
“Emang ada berobatnya, tapi sebagian besar untuk judi,” kata Boyamin, dikutip dari fin.co.id.
Sebelumnya, KPK menjadwalkan Gubernur Papua, Lukas Enembe tersangka hari ini, Senin 26 September 2022 di Gedung Merah Putih KPK. Namun politikus Partai Demokrat itu tidak hadir dalam pemeriksaan tersebut.
Lukas Enembe juga resmi dicegah keluar dari wilayah Indonesia terhitung sejak tanggal diterimanya pengajuan pencegahan sampai dengan 7 Maret 2023.
BACA JUGA:Presiden Jokowi Minta Gubernur Papua Lukas Enembe Hormati Pemanggilan KPK, Ini Tanggapan Pengacara
Kuasa Hukum Lukas Enembe, Stefanus Roy Rening mengatakan, kliennya tidak hadir dalam pemanggilan KPK hari ini karena Lukas Enembe sedang sakit.
Roy menegaskan jika Lukas Enembe tidak melawan negara. Ia menegaskan jika Lukas Enembe sedang sakit.
"Kami bertanggungjawab, kalau dia sembuh dan confirm dokter saya akan mendampingi beliau," kata Roy saat konferensi pers di Kantor Penghubung Pemerintah Provinsi Papua di Jakarta Selatan, Senin 26 September 2022.
+++++
Roy memastikan kliennya tidak punya niat untuk melarikan diri. Roy meyakinkan Lukas akan bersikap kooperatif untuk menjalani proses hukum.
"Saya confirm sekali bahwa bapak akan diperiksa, akan diminta keterangannya dan dia bersedia, dia tidak pernah takut," ucapnya.
Ia pun menyebut saat ini pihaknya tengah berfokus pada pemulihan kondisi kesehatan Lukas sehingga memungkinkan untuk menjalani pemeriksaan oleh KPK.
"Kita cari formulasi-nya yang tepat bagaimana Pak Lukas mendapatkan pelayanan kesehatan yang bagus biar sehat dan segera diperiksa," ujarnya.
BACA JUGA:Gubernur Papua Lukas Enembe Hari Ini Dijadwalkan Diperiksa Sebagai Tersangka
Ia mengkhawatirkan bila Lukas tidak mendapatkan penanganan kesehatan yang memadai maka dapat berakibat fatal pada kondisinya yang kian menurun dan justru malah tidak memungkinkan untuk menjalani pemeriksaan oleh KPK.
Roy mengatakan alasan ketidakhadiran pemeriksaan karena kondisi Lukas yang sakit telah disampaikan Tim Dokter Pribadi Gubernur Papua kepada Direktur Penyidikan KPK pada hari Jumat (24/9) lalu.
"Pertemuan saya dengan Pak Direktur Penyidikan Bapak Asep Guntur mengatakan bahwa KPK menghargai praduga tak bersalah. Kedua, dia katakan, 'Pak Roy, apa yang mau diperiksa kalau orang sakit?'," katanya.
+++++
Muhammad Rifai Darus, Juru Bicara Gubernur Papua Lukas Enembe menjelaskan bahwa Lukas sudah empat kali terserang stroke, disertai dengan sejumlah riwayat penyakit lain yang mengharuskannya menjalani pemeriksaan di Singapura.
"Sakit kemudian sembuh, sakit sembuh. Setahun terakhir setelah beliau melakukan operasi, hingga operasi besar saat itu, yaitu tiga operasi jantung, pankreas dan mata lalu mulai rutin pengobatan sejak tahun 2021 di Singapura," kata Rifai.