JAKARTA, POSTINGNEWS.ID - Badan Riset dan Inovasi Nasional (Brin) menyampaikan konservasi terhadap tumbuhan bunga besar atau Padma Raksasa, Rafflesia Arnoldii di luar habitatnya sejak 16 tahun lalu.
Setelah 16 tahun sejak 2006 upaya menumbuhkan, pada awal September 2022 muncul beberapa knop bakal bunga yang salah satunya mekar pada 12 September 2022.
Periset dan Kurator Koleksi Rafflesia di Kebun Raya Bogor, Sofi Mursidawati mengatakan bahwa jenis Rafflesia yang mekar merupakan Rafflesia arnoldii R. Br dan baru pertama kali mekar sebagai hasil budidaya di Kebun Raya Bogor.
BACA JUGA:Verrell Bramasta Ingin Serius Dan Langsung Nikah Dengan Gebetan Baru
“Meskipun diameternya tidak lebih 60 cm, namun jenis ini sudah dapat dipastikan adalah Rafflesia arnoldii R. Br,” kata Sofi.
“Rafflesia arnoldii R. Br tumbuh di Tetrastigma lanceolarium (Roxb.) Planch sebagai inangnya yang ditanam pada 22 Januari 1953 sebagai hasil pertukaran tanaman (seed exchange) dari Florida pada tahun 1952 berdasarkan catatan di Bagian Registrasi Kebun Raya Bogor,” tambah Sofi yang dilansir dari keterangan BRIN.
Upaya konservasi Rafflesia arnoldii R. Br di luar habitatnya (secara ex situ) sejak tahun 1818 belum membuahkan hasil.
BACA JUGA:Heboh! Oknum Satpol PP Pungli ke Pengamen Angklung Jalanan, Netizen Beri Komentar Menohok
Selanjutnya, pada tahun 2006 peneliti Rafflesia Kebun Raya Bogor melakukan upaya menumbuhkan biji Rafflesia Arnoldii R. Br asal Bengkulu di vak. XVII.F yaitu koleksi jenis-jenis tumbuhan pemanjat (climber) termasuk di dalamnya terdapat 7 spesies Tetrastigma spp, yang merupakan inang Rafflesia.
Sekilas tentang bunga Rafflesia arnoldii R. Br atau lebih dikenal dengan sebutan padma raksasa ditetapkan sebagai Puspa Langka Nasional berdasarkan Keputusan Presiden RI Nomor 4 Tahun 1993 Tentang Satwa dan Bunga Nasional.
BACA JUGA:Info Terbaru, 2 Ponsel Yang Akan Diluncurkan Oppo Dengan Model Layar Lipat
+++++
Selain ditetapkan sebagai Puspa Langka Nasional, bunga raksasa karismatik asal Bengkulu ini masuk dalam daftar tumbuhan dilindungi berdasarkan Peraturan Pemerintah RI Nomor 7 Pasal 4 Tahun 1999 Tentang Pengawetan Jenis Tumbuhan dan Satwa, serta IUCN Red list dengan status konservasi terancam punah.
Rafflesia arnoldii R. Br pertama kali ditemukan pada tahun 1818 di hutan Sumatra oleh seorang pemandu yang bekerja pada Dr. Joseph Arnold yang sedang mengikuti ekspedisi Thomas Stanford Raffles.
Sehingga tumbuhan ini diberi nama sesuai sejarah penemunya yakni penggabungan antara Raffles dan Arnold. Menurut KSDAE KLHK (2019) terdapat 33 spesies Rafflesia di dunia dan 14 jenis di antaranya tumbuh di Indonesia di mana 11 jenis merupakan endemik Sumatra.
Diketahui sebelumnya Kebun Raya Bogor telah berhasil menumbuhkan Rafflesia patma Bl. untuk pertama kalinya pada tahun 2010, dan sampai tahun 2019 telah mekar 16 kali. Nama valid Rafflesia patma Bl. dalam The Plant List (2017) saat ini adalah Rafflesia horsfieldii R.Br.