Kementerian Kesehatan (Kemenkes) mencatat, di tahun 2021 sebanyak 2.946.013 ibu hamil telah dideteksi dini Hepatitis B|ilustrasi|
JAKARTA,POSTINGNEWS.ID - Kementerian Kesehatan (Kemenkes) mencatat, di tahun 2021 sebanyak 2.946.013 ibu hamil telah dideteksi dini terinfeksi hepatitis B.
Sementara jumlah ibu hamil yang sudah terdeteksi positif hepatitis B sebanyak 1,61% (47.550)
Direktur Jenderal Pencegahan dan Pengendalian Penyakit (P2P) Kementerian Kesehatan, Maxi Rein Rondonuwu mengatakan, sebagai upaya pencegahan penularan hepatitis B pada anak, ibu hamil akan mendapatkan obat antivirus Tenofovir.
"Ibu hamil adalah salah satu populasi berisiko yang menjadi prioritas untuk intervensi dalam rangka mencegah penularan [hepatitis B] dari ibu ke anaknya," kata Maxi dalam webinar ditulis 1 Agustus 2022.
BACA JUGA:Daftar Jenis Vaksin Booster ke 2 Beserta Aturan Dosisnya
Maxi menyebut, pemberian obat antivirus Tenofovir ini akan diberikan secepat-cepatnya di usia kehamilan delapan minggu.
"Ini berarti ibu hamil tersebut dapat menularkan Hepatitis B kepada anak yang ada dalam kandungannya," ujarnya.
+++++
Maxi menjelaskan, pemberian antivirus terhadap ibu hamil yang akan dilakukan di Indonesia ini bukan yang pertama di dunia.
BACA JUGA:Buruan Daftar, Baznas Buka Pendaftaran Beasiswa Cendekia 2022, Cek Persyaratannya
Ibu hamil di sejumlah negara telah lebih dulu mendapat antivirus Tenofovir, sebagai bentuk intervensi penularan hepatitis B sesuai pedoman Organisasi Kesehatan Dunia (WHO).
Untuk mengawali program ini, pemberian antivirus akan dilakukan di 10 kabupaten/kota terlebih dahulu. Yakni di Bandar Lampung, Jakarta Pusat, Jakarta Selatan, Jakarta Utara, Jakarta Timur, Jakarta Barat, Surabaya, Banjarmasin, Makassar, dan Kupang.
"Untuk mengawali, salah satunya akan dilakukan di Rumah Sakit Wahidin Makassar, Sulawesi Selatan, dan Rumah Sakit Karyadi Semarang, Jawa Tengah" pungkasnya