Rusia Mulai Menarik Pasukannya di Pulau Ular Kemenhan Rusia Menegaskan Penarikan ini Membuktikan Bahwa Rusia Tidak Menghalangi PBB untuk Membangun Koridor Kemanusiaan |Sputnik Kremlin|Mikhail Metzel
JAKARTA, POSTINGNEWS.ID - Rusia menarik pasukannya dari Pulau Ular, Ukraina, pada hari ini, Kamis (30/6). Mereka menyatakan penarikan pasukan ini merupakan simbol iktikad baik agar Ukraina bisa mengekspor produk agrikultur.
"Pada 30 Juni, sebagai iktikad baik, angkatan bersenjata Rusia merampungkan tugasnya di Pulau Ular dan menarik garnisun di sana," demikian pernyataan Kementerian Pertahanan Rusia yang dikutip AFP.
Kemhan Rusia menegaskan penarikan ini membuktikan kepada dunia bahwa "Rusia tidak menghalangi upaya PBB untuk membangun koridor kemanusiaan guna mengirimkan produk agrikultur dari Ukraina."
BACA JUGA:Jokowi dan Zelenskyy Bagikan Keakraban di Media Sosial
BACA JUGA:Indonesia Siap Legalkan Ganja Medis, Tapi...
Rusia mengambil keputusan ini setelah Ukraina menggempur pasukan Negeri Beruang Merah di pulau yang terletak di Laut Hitam itu.
Moskow menegaskan bahwa “bola sekarang berada di tangan Ukraina." Menurut mereka, Ukraina tak kunjung membersihkan kawasan itu dari ranjau darat.
+++++
Di sisi lain, Ukraina merayakan kepergian pasukan Rusia ini. Penasihat kepresidenan Ukraina, Andryi Yermak, pun memuji angkatan bersenjata negaranya.
"KABOOM! Tak ada lagi tentara Rusia di Pulau Ular. Angkatan Bersenjata kami hebat," kata Yermak melalui Twitter.
BACA JUGA:Berikut Daftar Daerah Tahap 1 untuk Uji Coba Pengguna MyPertamina, Ada Kotamu?
BACA JUGA:Insha Allah Pasangan Prabowo Subianto dan Cak Imin Bakal Menang di Pilpres 2024, Kata Waketum PKB
Komando militer Ukraina selatan kemudian mengumumkan bahwa pasukan Rusia "mengevakuasi sisa granisunnya dengan tergesa" dari pulau itu "akibat serangan rudal dan artileri kami."
Selama invasi Rusia di Ukraina, Pulau Ular menjadi sorotan karena merupakan salah satu kawasan jalur lalu lintas ekspor gandum dari negara itu.