Sumatera Selatan turun dari 7.012 menjadi 5.354 jemaah. Riau dari 5.047 menjadi 4.682 jemaah. Sumatera Barat mengalami penurunan dari 4.613 menjadi 3.928 jemaah. Jambi naik dari 2.909 menjadi 3.576 jemaah.
Di kawasan timur, NTB meningkat dari 4.499 menjadi 5.798 jemaah. Kalimantan Selatan naik dari 3.818 menjadi 5.187 jemaah. Kalimantan Timur bertambah dari 2.586 menjadi 3.189 jemaah. DIY juga naik dari 3.147 menjadi 3.748 jemaah.
Namun tidak semua provinsi menikmati kenaikan. Kalimantan Barat turun dari 2.519 menjadi 1.858 jemaah. Sulawesi Tengah dari 1.993 menjadi 1.753 jemaah. Bengkulu dari 1.636 menjadi 1.357 jemaah. Kepulauan Riau dari 1.291 menjadi 1.085 jemaah.
Provinsi dengan kuota kecil juga mengalami penyesuaian. Bali melonjak dari 698 menjadi 1.698 jemaah. Gorontalo turun dari 978 menjadi 608 jemaah. Maluku dari 1.086 menjadi 587 jemaah. Papua turun dari 1.076 menjadi 933 jemaah. Papua Barat dari 723 menjadi 447 jemaah. Nusa Tenggara Timur dari 668 menjadi 516 jemaah. Sulawesi Utara dari 713 menjadi 402 jemaah. Kalimantan Utara naik tipis dari 416 menjadi 489 jemaah.
BACA JUGA:Habitat Menyusut di Mana-Mana, Harimau Sumatra Ternyata Masih Bertahan di Leuser Aceh
Peta kuota ini menunjukkan bahwa penyelenggaraan haji 2026 bukan hanya soal angka, tetapi juga soal kesiapan daerah dan kondisi sosial yang menyertainya. Bagi Aceh, Sumatera Utara, dan Sumatera Barat, bencana telah mengubah ritme. Pemerintah kini berada di persimpangan antara empati dan tata kelola, memastikan jemaah terdampak tetap terlindungi tanpa mengganggu keberangkatan nasional yang sudah berjalan di jalurnya.