“Nanti kita susun lagi, kita lihat dari proyeksi tadi 150 ekspor kargo masih memungkinkan dialihkan ke domestik atau lainnya,” tegas dia.
Kurnia memastikan pengalihan tersebut tidak akan membatalkan kontrak ekspor LNG yang sudah ada. Pengirimannya hanya akan dijadwalkan ulang. Langkah ini juga disokong oleh upaya peningkatan produksi LNG serta pemanfaatan kargo yang belum terikat kontrak penjualan.
Dengan arah kebijakan ini, gas bukan lagi sekadar komoditas ekspor. Ia menjadi penopang utama industri dan listrik nasional. Pemerintah tampaknya siap menahan laju ekspor demi menjaga dapur energi dalam negeri tetap menyala, meski harus mengorbankan sebagian potensi devisa.