Bos Drone Masuk Bui! Gedung Canggih di Kemayoran Berubah Jadi 'Oven' Maut, Kok Bisa?

Kamis 11-12-2025,17:57 WIB
Reporter : Reynaldi
Editor : T. Sucipto

POSTINGNEWS.ID ---  Teknologi Canggih, Nasib Tragis Sobat, siapa sih yang nggak kagum sama teknologi drone? Pesawat nirawak ini sering kita lihat sebagai simbol kecanggihan masa depan. Tapi, siapa sangka di balik kesan futuristik itu, tersimpan potensi bahaya yang mematikan jika diurus sembarangan.

Tragedi memilukan baru saja mengguncang Jakarta Pusat. Gedung PT Terra Drone Indonesia di Cempaka Baru, Kemayoran, yang harusnya jadi markas inovasi, malah berubah menjadi "neraka" bagi 22 nyawa yang melayang sia-sia. Kebakaran hebat yang terjadi pada 10 Desember kemarin bukan cuma soal api, tapi soal kelalaian fatal yang bikin miris. Update terbarunya? Polisi akhirnya menetapkan sang "Big Boss" alias Direktur Utama berinisial MW (Michael Wishnu Wardana) sebagai tersangka.

Sang Dirut Kena "Ulti" Polisi

BACA JUGA:Rekaman Suara Terakhir Korban Saat Kobaran Api Gedung Terra Drone Memicu Kepanikan: Gua Udah Gak Tau Lagi, Yak!

Langkah tegas diambil oleh Polres Metro Jakarta Pusat. Kasat Reskrim AKBP Roby Heri Saputra nggak pakai lama langsung mengonfirmasi penangkapan ini. "Iya (Dirut)… sudah ditangkap," tegasnya. Penetapan tersangka ini seolah memvalidasi dugaan publik: ada yang nggak beres sama manajemen gedung itu.

Kenapa MW yang disasar? Karena sebagai pucuk pimpinan, dia dianggap paling bertanggung jawab atas standar operasional prosedur (SOP) di perusahaannya. Polisi mencium aroma kelalaian yang menyengat. Fokus penyidikan sekarang mengarah pada dugaan minimnya standar keamanan di ruang servis drone. Bayangin aja, tempat yang penuh dengan baterai lithium dan komponen elektronik sensitif, tapi proteksi kebakarannya dipertanyakan. Ini sih namanya "nabung masalah".

Bukan Pabrik, Tapi Bengkel Maut

BACA JUGA:innalillahi! Gara-gara Baterai Meledak, 22 Orang Meninggal Akibat Terjebak Kebakaran di Gedung Terra Drone

Fakta yang bikin dahi berkerut adalah fungsi gedung tersebut. Ternyata, bangunan itu bukan pabrik produksi massal, melainkan pusat servis alias bengkel perbaikan drone dan kantor administrasi. Aktivitas servis barang elektronik high-tech kayak gini jelas butuh penanganan spesial. Risiko korsleting listrik itu tinggi banget, Bro!

AKBP Roby menjelaskan, "Bisa (servis drone). Servisnya memang di sana." Pernyataan ini memperkuat dugaan kalau aktivitas perbaikan yang berisiko tinggi itu dilakukan di lingkungan yang mungkin nggak siap menghadapi skenario terburuk.

Kenapa Korban Bisa Sebanyak Itu?

BACA JUGA:China Kerahkan Kapal & Drone Militer di Senkaku Usai Jepang Siap Bela Taiwan

Angka 22 korban jiwa itu bukan statistik biasa, itu nyawa manusia. Pertanyaan besarnya: kenapa mereka nggak bisa keluar? Kenapa api menyebar secepat kilat?

Penyidik dan tim forensik lagi kerja keras buat jawab teka-teki ini. Tapi dari keterangan saksi-saksi, muncul dugaan soal "jebakan" tata ruang. Hambatan evakuasi disinyalir jadi faktor utama kenapa banyak karyawan terjebak. Ini ironi banget, kan? Perusahaan yang jual teknologi terbang bebas di angkasa, tapi karyawannya sendiri terkurung di darat saat bahaya datang.

Selain memeriksa manajemen, polisi juga mulai menyisir rantai pasok. Pemasok komponen sampai teknisi lapangan bakal dipanggil buat dimintai keterangan. Polisi mau tahu, apakah ada komponen "abal-abal" yang memicu api, atau murni kesalahan prosedur manusia (human error).

Peringatan Keras Buat Industri Teknologi

BACA JUGA:Drone Emprit: Tagar Positif MBG Ramai di X, Tapi Separuhnya Bukan Manusia

Kasus PT Terra Drone ini jadi tamparan keras buat pemerintah dan pelaku industri. Pengamat menilai pengawasan terhadap gedung-gedung yang dijadikan fasilitas teknis itu masih lemah banget. Jangan sampai izin usahanya cuma kantor, tapi di dalamnya ada aktivitas bengkel berisiko tinggi tanpa standar proteksi kebakaran yang mumpuni.

Publik sekarang mendesak adanya audit total. Jangan sampai kejadian serupa terulang. Penegakan hukum terhadap MW diharapkan jadi shock therapy. Kalau kamu berani bisnis teknologi risiko tinggi, kamu juga harus berani modal buat keselamatan nyawa karyawanmu.

Kategori :