POSTINGNEWS.ID --- Banyak warga penerima bantuan sosial di sejumlah daerah memilih menarik diri dari daftar penerima setelah rumah mereka ditempeli stiker bertuliskan keluarga miskin.
Fenomena ini membuat publik bertanya-tanya mengenai dampak sosial dari metode pelabelan tersebut terhadap martabat warga penerima.
Situasi ini mulai meluas setelah beberapa warga secara terbuka menyampaikan keberatan dan merasa tidak nyaman terhadap label yang ditempelkan pada rumah mereka.
Para penerima bansos merasa direndahkan dengan cara ditempel stiker kurang mampu.
Di beberapa daerah yang menjadi sorotan, ribuan orang diketahui mengajukan pengunduran diri dari status penerima bansos setelah tanda itu terpasang.
Warga yang semula merasa bersyukur atas adanya bantuan pemerintah kini berbalik merasa tidak nyaman karena identitas ekonominya diumumkan secara visual kepada lingkungan sekitar.
Sebagian dari mereka mengaku tekanan sosial yang timbul akibat label tersebut lebih berat dibandingkan nilai bantuan yang diberikan.
Fenomena ini memunculkan debat publik tentang metode identifikasi penerima bansos yang dinilai kurang sensitif terhadap kondisi mental dan sosial masyarakat.
BACA JUGA:Pecinta Sambal Wajib Tahu! Begini Dampak Pedas Berlebih bagi Saluran Cerna
Kemensos menegaskan bahwa pemasangan stiker bukan instruksi dari pemerintah pusat, melainkan kebijakan yang diambil oleh beberapa pemerintah daerah setempat untuk membantu proses pendataan.
Kemensos menekankan bahwa stiker tersebut semestinya berfungsi sebagai penanda teknis internal untuk verifikasi data, bukan sebagai alat publikasi status ekonomi rumah tangga di hadapan masyarakat luas.
Melalui keterangan itu, Kemensos menyampaikan bahwa pendekatan pelabelan harus dilakukan secara berhati-hati agar tidak melukai perasaan masyarakat dan tidak menimbulkan stigma yang tidak perlu.
Lebih lanjut, Kemensos menyebut bahwa pihaknya akan melakukan evaluasi terhadap praktik pendataan yang berpotensi menimbulkan dampak psikologis bagi penerima bantuan.
BACA JUGA:Dari Hulu Sampai Hilir Amburadul, KLH Ungkap Tata Ruang Jadi Akar Banjir Mematikan di Sumatera