Kursi Gus Yahya Digoyang, PWNU DKI Pasang Sikap Tutup Mulut

Sabtu 22-11-2025,13:32 WIB
Reporter : Andika Prasetya
Editor : Andika Prasetya

JAKARTA, PostingNews.id — Di tengah isu pemakzulan yang makin santer, Pengurus Wilayah NU DKI Jakarta memilih sikap paling aman sedunia menunggu sambil mengimbau semua orang diam dulu.

Ketua PWNU DKI Jakarta Samsul Ma’arif menanggapi risalah rapat harian Syuriyah PBNU yang meminta Yahya Cholil Staquf atau Gus Yahya mundur dari kursi ketua umum. Ia menyebut kegaduhan itu sebagai bagian dari dinamika organisasi yang menjadi urusan internal pengurus pusat dan jajaran Syuriyah.

“Pada hakikatnya menghargai semua pendapat yang berkembang,” kata Samsul kepada wartawan pada Sabtu, 22 November 2025.

Ia berharap seluruh pengurus NU di semua tingkatan tidak ikut ramai berkomentar atau berspekulasi soal kisruh di pusat. Menurut dia, struktur wilayah dan di bawahnya tidak punya kewenangan mencampuri urusan antara PBNU dan Syuriyah.

BACA JUGA:Gus Yahya Diincar Pemakzulan, PBNU Buru-buru Gelar Rapat Genting di Surabaya

“Mudah-mudahan ada titik temu terbaik untuk kemaslahatan organisasi NU. Pokoknya kami hanya menunggu,” ucapnya.

Sebelumnya, rapat harian Syuriyah PBNU yang digelar di Hotel Aston Jakarta pada Kamis, 20 November 2025 menghasilkan risalah yang berisi permintaan agar Yahya Cholil Staquf mengundurkan diri dari jabatan Ketua Umum PBNU. Dalam dokumen itu, Syuriyah memberi tenggat tiga hari sejak keputusan diterima.

Mereka juga menyebut jika Yahya tidak juga mundur hingga batas waktu tersebut, maka Syuriyah PBNU akan menempuh langkah pemberhentian dari kursi pimpinan organisasi.

Upaya pemakzulan ini dikaitkan dengan kehadiran akademikus zionis Peter Berkowitz dalam kegiatan Akademi Kepemimpinan Nasional NU beberapa waktu lalu. Peter Berkowitz dikenal sebagai penulis buku Israel and The Struggle Over The International Laws of War, yang berisi pembelaan terhadap Israel dari berbagai kritik hukum internasional.

BACA JUGA:Dicekal ke Luar Negeri, Roy Suryo: Saya Senyum Saja

Forum rapat harian Syuriyah PBNU menilai kehadiran narasumber yang berafiliasi dengan jaringan zionisme internasional itu melanggar nilai dan ajaran Ahlussunnah wal Jamaah An Nahdliyah. Mereka juga menilai posisi peneliti yang pro zionis tersebut bertentangan dengan muqaddimah qanun asasi NU.

Syuriyah PBNU berpandangan, pelaksanaan Akademi Kepemimpinan Nasional NU dengan menghadirkan tokoh zionis telah melanggar peraturan organisasi. Tindakan itu dinilai mencemarkan nama baik PBNU sehingga, merujuk Peraturan Perkumpulan NU Nomor 13 Tahun 2025, mekanisme pemberhentian fungsionaris dianggap perlu ditempuh.

Di sisi lain, Sekretaris Jenderal PBNU Saifullah Yusuf atau Gus Ipul menegaskan bahwa dinamika internal tersebut akan diselesaikan melalui mekanisme organisasi yang sah dan dengan penuh kehati-hatian. Ia meminta seluruh pengurus NU di semua tingkatan tetap tenang dan menjaga suasana kondusif.

“Kami serahkan sepenuhnya kepada Rais Aam dan para wakilnya. InsyaAllah semua akan diselesaikan dengan baik, proporsional, dan sesuai adab organisasi,” kata Gus Ipul dalam keterangannya pada Jumat, 21 November 2025.

BACA JUGA:Gus Yahya Diultimatum Tiga Hari, PBNU Seolah Lagi Sidang Pemakzulan Diam-Diam

Kategori :