POSTINGNEWS.ID — Menjelang pelaksanaan KTT G20 di Johannesburg pekan depan, sejumlah kepala negara mengajukan permintaan resmi untuk mengadakan pertemuan bilateral dengan Presiden Prabowo Subianto.
Belanda dan China menjadi dua negara pertama yang mengajukan jadwal.
Deputi Bidang Kerja Sama Ekonomi dan Investasi Kemenko Perekonomian Edi Prio Pambudi mengatakan pemerintah tengah menyesuaikan seluruh permintaan tersebut dengan agenda Presiden Prabowo.
BACA JUGA:Demi MBG, Pemerintah Gelontorkan Rp20 T untuk Bangun Peternakan Ayam Nasional
Ia menyebut minat banyak negara menunjukkan meningkatnya peran Indonesia di panggung global.
“Kita menerima permintaan pertemuan secara bilateral dari kepala negara lain dengan Pak Presiden Prabowo,” kata Edi.
Ia menambahkan bahwa Indonesia ingin memaksimalkan momentum itu untuk memperkuat kerja sama strategis dengan para mitra utama.
BACA JUGA:Dokter Tifa Desak Jokowi Hadapi Kasus Ijazah Palsu Secara Gentle
Edi juga memaparkan perkembangan penyusunan leaders declaration yang telah mencapai 82 paragraf dalam 12 sektor prioritas.
Beberapa di antaranya mencakup isu kebencanaan dan pembahasan mengenai keberlanjutan utang negara berpendapatan rendah.
Pembahasan terkait just energy transition disebut masih menghadapi perbedaan tajam antarnegara anggota.
BACA JUGA:Usul Baru RUU KUHAP: Ibu Hamil Jangan Ditahan, Janinnya Juga Punya Hak
Edi menilai diskusi akan berlangsung ketat mengingat kepentingan ekonomi setiap negara berbeda.
KTT G20 2025 akan digelar pada 22–23 November di Afrika Selatan dengan tema “Solidarity, Equality, Sustainability”.
Untuk pertama kalinya forum ini digelar di benua Afrika dan menjadi simbol dorongan negara berkembang dalam membentuk arsitektur ekonomi baru.