Sama seperti desain visual, identitas suara juga dibangun dari beberapa komponen utama. Masing-masing punya fungsi tersendiri dalam memperkuat karakter brand:
Sonic Logo
Nada singkat yang langsung dikenali. Contohnya: suara khas “Shopee!” di akhir iklan, atau “ta-dumm” Netflix.
Brand Voice
Gaya bicara brand lewat suara narator — bisa ramah, elegan, tegas, atau fun.
Cara bicara ini membentuk tone of voice yang membuat brand terasa “hidup.”
Background Music
Musik latar yang membangun suasana di video, toko, atau aplikasi.
Suara lembut bisa memberi kesan premium, sedangkan beat cepat menciptakan semangat dan energi.
Product Sound
Suara khas dari produk itu sendiri. Misalnya notifikasi WhatsApp atau bunyi startup PlayStation.
Sekali dengar, orang langsung tahu brand-nya.
Kalau semua elemen ini konsisten digunakan, hasilnya adalah identitas suara yang kuat — bikin pelanggan kenal brand kamu bahkan dengan mata tertutup.
BACA JUGA:Lebih Cepat dan Aman! Sribu Hadirkan Fitur Proyek Prioritas dan Pelepasan Hak Cipta
Efek Psikologis yang Nggak Bisa Diabaikan
Suara bekerja langsung di area otak yang memproses emosi.
Menurut riset Audiodraft, audio branding bisa meningkatkan daya ingat hingga 96% dan memengaruhi suasana hati pendengar secara instan.