POSTINGNEWS.ID - Keluarga Arjuna Tamaraya, anak yatim yang tewas dikeroyok di Masjid Agung Sibolga, Sumatera Utara, akhirnya angkat bicara.
Paman korban, Amrullah, mengatakan keponakannya tidak bermaksud melakukan hal negatif di masjid.
“Setahu kami dia ke Masjid Agung untuk beristirahat, untuk tidur bukan untuk hal-hal yang lain,” ujarnya, Selasa (4/11).
BACA JUGA:Pemerintah Tegaskan Larangan Impor Pakaian Bekas Demi Lindungi UMKM Lokal
Ia menyesalkan tindakan brutal lima pelaku yang menganiaya Arjuna hingga tewas. Keluarga berharap semua pelaku dihukum setimpal.
Ketua Badan Kenaziran Masjid, Ibnu Tasnim Tampubolon, menegaskan pihaknya tidak pernah melarang siapa pun tidur di dalam masjid.
Menurut Ibnu, dugaan pencurian kotak amal hanyalah miskomunikasi yang memicu kesalahpahaman fatal.
BACA JUGA:Bicara Soeharto Jadi Pahlawan, Adian: Demokrasi dan Hutan Kita Masih Menanggung Lukanya
“Tiga dari lima pelaku bahkan bukan pengurus atau jamaah masjid,” jelasnya.
Ibnu menyebut banyak versi beredar soal motif pengeroyokan itu. Ia pun menyerahkan seluruh proses hukum kepada aparat kepolisian.
Kepolisian kini memeriksa saksi dan menelusuri kemungkinan ada motif lain di balik insiden tragis tersebut.
BACA JUGA:Kesal Dituduh Memperlemah Komnasham, Pigai Siap 'Ribut' Dengan TEMPO
Kematian Arjuna menyita perhatian publik dan mengundang simpati luas di media sosial.
Masyarakat berharap kasus ini menjadi pelajaran agar tidak mudah menghakimi seseorang tanpa bukti.*