JAKARTA, PostingNews.id — Dalam peringatan 70 tahun Konferensi Asia-Afrika di Museum Bung Karno, Blitar, Presiden kelima Republik Indonesia Megawati Soekarnoputri memberikan pesan yang hangat namun tegas kepada generasi muda. Ia meminta agar anak muda tidak silau oleh kemajuan teknologi kecerdasan buatan atau artificial intelligence (AI) yang kini makin mendominasi dunia.
Megawati berbicara dengan gaya khasnya yang lugas dan bersemangat. Ia menilai bahwa sehebat apa pun kemampuan AI, teknologi itu tidak akan pernah bisa menggantikan akal dan rasa manusia.
“Sekarang saja saya lihat kecenderungan AI itu kepada sesuatu yang bisa merusak,” ujarnya di hadapan para peserta seminar internasional, Sabtu, 1 November 2025.
Ia mengingatkan bahwa setiap penemuan manusia memiliki batas moral yang tak boleh dilanggar. “Jadi menurut saya, keilmuan itu juga ada batasnya. Sehingga menurut teman-teman yang ada, saya mohon jangan anak-anak muda tergila-gila dengan AI, karena apa pun juga tetap (nunjuk dada), feeling kita ini datangnya dari Allah, dari God,” kata Megawati melanjutkan.
Menurutnya, teknologi hanyalah alat yang diciptakan manusia untuk membantu kehidupan, bukan mengambil alih kendali dari manusia itu sendiri. Ketika teknologi mulai memengaruhi cara berpikir dan berperilaku manusia, di situlah bahaya sesungguhnya muncul.
BACA JUGA:Dedi Mulyadi Larang Siswa Bawa Motor ke Sekolah, Disuruh Jalan Kaki Biar Sehat dan Sadar Diri
Megawati juga sempat mengenang pengalamannya saat berbicara tentang AI di Universitas Saint Petersburg, Rusia. Ia mengaku heran bagaimana sebagian orang begitu memuja AI seolah lebih cerdas dari manusia.
“Namanya saja artificial, bukan manusia sendiri. The best mind for me is my brain, because it is from God,” ujarnya dengan nada mantap.
Dalam suasana santai, Megawati kemudian melontarkan contoh yang membuat ruangan penuh tawa. Ia berkata bahwa kecerdasan buatan mungkin bisa meniru logika, tetapi tidak akan pernah mengerti cinta.
“Kalau saya bikin AI bernama Megawati. Satu sampai sepuluh, lalu saya menikah dengan nomor tiga yang paling tampan, apakah mereka bisa tahu rasa cinta itu?” ucapnya sambil tersenyum.
BACA JUGA:Fraksi Gerindra Pulangkan Rahayu Saraswati ke DPR
Ketua Umum PDI Perjuangan itu lalu mengingatkan bahwa manusia tetap memiliki keunggulan yang tidak dimiliki mesin, sekecil apa pun halnya. “Robot itu bisa garuk kupingnya sendiri enggak? Kalau patah siapa yang betulkan? Tetap manusia kan,” kata Megawati disambut tepuk tangan hadirin.
Namun di balik candanya, terselip pesan serius. Megawati mengajak generasi muda menjaga keseimbangan antara kemajuan teknologi dan nilai-nilai moral yang menjadi dasar kehidupan berbangsa. Ia menegaskan bahwa hanya dengan berpegang pada nilai kemanusiaan dan Pancasila, kemajuan teknologi dapat membawa manfaat bagi dunia, bukan kehancuran.
Saya sekarang selalu teringat apa saja yang beliau (Bung Karno) katakan, mengapa harus ada yang namanya Pancasila, karena Pancasila itu betul seperti tadi yang saya katakan, itu hidup bagi dunia kita. Tidak akan bisa mengerti saya kalau nanti dunia perang dan perang, lalu hanya meningkatkan yang namanya teknologi-teknologi modern, ujar Megawati menutup pidatonya.
Seminar yang dihadiri oleh puluhan akademisi dari 30 negara Asia dan Afrika itu menjadi saksi bagaimana Megawati, dengan gaya khasnya, menyatukan humor, kebijaksanaan, dan refleksi mendalam tentang masa depan manusia di tengah laju kecerdasan buatan.