POSTINGNEWS.ID – Presiden Prabowo Subianto menegaskan bahwa modernisasi alutsista menjadi langkah strategis untuk menjaga kedaulatan negara di tengah dinamika global yang terus berubah.
Ia menyebut kekuatan pertahanan tidak bisa dibangun hanya dengan semangat patriotik, melainkan juga harus ditopang oleh teknologi mutakhir.
“Pertahanan yang kuat bukan sekadar pasukan yang berani, tetapi juga sistem dan teknologi yang modern,” ujar Prabowo saat menghadiri rapat terbatas di Istana Negara, Selasa (28/10/2025).
BACA JUGA:Prabowo Panggil Rapat Khusus Soal Utang Whoosh, Apa yang Akan Terjadi Selanjutnya?
Ia menjelaskan bahwa upaya modernisasi ini mencakup pembaruan sistem persenjataan, radar, hingga penguatan industri pertahanan dalam negeri.
Pemerintah disebut terus mendorong kerja sama dengan berbagai negara untuk transfer teknologi dan peningkatan kapasitas SDM militer.
Prabowo juga menekankan pentingnya efisiensi dan transparansi dalam setiap pengadaan alat utama sistem persenjataan (alutsista).
BACA JUGA:Prabowo Pimpin Rapat Ekonomi, Airlangga Lapor Kondisi Nasional Tetap Solid
“Kita tidak boleh lagi terjebak dalam praktik lama. Semua harus terbuka, profesional, dan bertanggung jawab,” tegasnya.
Program modernisasi pertahanan ini sejalan dengan visi pemerintah menjadikan Indonesia sebagai kekuatan regional yang disegani, terutama di bidang keamanan maritim dan siber.
Ia menilai ketahanan nasional tidak hanya soal senjata, tapi juga tentang mental, solidaritas, dan kesiapan menghadapi ancaman non-tradisional seperti perang informasi dan kejahatan digital lintas negara.
“Kalau kita tidak kuat, bangsa lain akan menentukan arah kita. Karena itu kita harus berdiri tegak di atas kaki sendiri,” ucap Prabowo dalam sambutannya.
Langkah pemerintah ini mendapat dukungan dari sejumlah pengamat militer yang menilai penguatan pertahanan merupakan investasi jangka panjang demi kedaulatan bangsa.*