POSTINGNEWS.ID – Seorang agen federal Amerika Serikat dilaporkan mencoba merekrut pilot pribadi Presiden Venezuela, Nicolas Maduro, dalam misi rahasia untuk menangkap sang pemimpin.
Informasi ini pertama kali diungkap Associated Press (AP) dalam laporan eksklusifnya.
Menurut laporan tersebut, agen Keamanan Dalam Negeri AS bernama Edwin Lopez diam-diam bertemu dengan Jenderal Bitner Villegas, pilot pribadi Maduro, di Republik Dominika pada 2024.
BACA JUGA:Baku Tembak Polisi Versus Mafia di Rio de Janeiro Tewaskan 132 Orang
Ia disebut menawarkan uang dan perlindungan sebagai imbalan agar Villegas membawa pesawat Maduro ke lokasi yang telah ditentukan AS.
Pilot tersebut dikabarkan tak langsung menolak, tetapi tetap menjalin komunikasi dengan Lopez selama lebih dari setahun, bahkan setelah agen itu pensiun pada Juli 2025.
Upaya perekrutan ini semakin gencar ketika Departemen Kehakiman AS menggandakan hadiah penangkapan Maduro menjadi 50 juta dolar AS.
BACA JUGA:Andre Taulany dan Erin Resmi Sepakat Cerai Damai, Demi Anak dan Masa Depan
Lopez mendesak Villegas untuk “menjadi pahlawan Venezuela”. Namun, sang pilot akhirnya menolak tawaran tersebut dan menyebut Lopez sebagai “pengecut” sebelum memutus komunikasi.
Kasus ini mencuat di tengah meningkatnya tekanan militer AS terhadap Venezuela.
Pemerintahan Donald Trump kala itu diketahui memberi izin CIA untuk melancarkan operasi rahasia di Caracas.
Selain itu, Washington juga mengerahkan kapal perang, pesawat, dan ribuan pasukan ke wilayah Karibia untuk mendukung operasi antinarkoba.
BACA JUGA:Filipina Resmi Pimpin ASEAN, Fokus pada Isu Laut China Selatan
Namun, berbagai serangan terhadap kapal di sekitar Venezuela dan Kolombia menewaskan puluhan orang sipil.
AS menuduh Maduro menjalankan “negara narkotika”, tuduhan yang secara tegas dibantah oleh pemerintah Venezuela.
Maduro menilai tudingan itu hanyalah upaya politik untuk menggulingkan kekuasaannya.
Laporan ini memperlihatkan bagaimana rivalitas geopolitik antara Washington dan Caracas semakin tajam, dengan operasi rahasia menjadi bagian dari strategi tekanan diplomatik AS di Amerika Latin.*