Filipina Resmi Pimpin ASEAN, Fokus pada Isu Laut China Selatan
Ekonomi Digital ASEAN Berpotensi Capai Rp5.032 Triliun Pada 2025--Pixabay
POSTINGNEWS.ID – Malaysia resmi menyerahkan kursi kepemimpinan ASEAN kepada Filipina dalam upacara penutupan KTT ASEAN di Kuala Lumpur, Selasa (28/10/2025).
Serah terima ditandai dengan penyerahan palu kepemimpinan dari Perdana Menteri Malaysia Anwar Ibrahim kepada Presiden Filipina Ferdinand Marcos Jr.
Filipina akan memimpin ASEAN mulai 1 Januari 2026 dengan fokus utama pada penyelesaian sengketa Laut China Selatan.
BACA JUGA:Usman Hamid And The Blackstones Luncurkan Single Terbaru
Isu ini selama bertahun-tahun menjadi titik panas di kawasan Asia Tenggara.
Sengketa tersebut melibatkan empat negara ASEAN—Filipina, Brunei, Malaysia, dan Vietnam—yang bersaing dengan klaim Tiongkok atas wilayah perairan strategis itu.
Pada 2016, Pengadilan Arbitrase Internasional menolak klaim Beijing, namun ketegangan tetap berlanjut.
Dalam beberapa tahun terakhir, insiden maritim antara Tiongkok dan Filipina meningkat tajam.
BACA JUGA:Skor Negara Hukum Indonesia di Ujung Tanduk, Republik Meluncur ke Arah Otoriter
ASEAN dan Tiongkok kini tengah menyusun kode etik bersama untuk mengatur aktivitas di wilayah sengketa. Kesepakatan tersebut diharapkan tercapai pada 2026, setelah pembahasan selama lebih dari dua dekade.
"Keterlibatan ASEAN dalam isu Laut China Selatan akan memperoleh hasil positif," kata Presiden Marcos.
Meski begitu, analis geopolitik Don McLain Gill memperkirakan kesepakatan dengan Tiongkok tetap memiliki kelemahan hukum.
BACA JUGA:Purbaya Ngaku Tak Tertarik Politik, Padahal Survei Calon Presiden 2029 Sudah dalam Genggaman
Namun, Filipina diperkirakan akan tetap mendorong keamanan maritim dan diplomasi aktif di kawasan.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News