JAKARTA, PostingNews.id – Partai Solidaritas Indonesia lagi-lagi bikin penasaran. Dalam struktur kepengurusan barunya, partai yang identik dengan jargon anak muda ini masih menutup rapat identitas Ketua Dewan Pembina. Bukannya langsung mengumumkan nama, para pengurus justru menulis satu huruf saja, huruf “J”. Seakan ingin bermain teka-teki dengan publik, PSI membuat banyak orang bertanya-tanya siapa sebenarnya sosok di balik inisial itu.
Struktur baru DPP PSI diumumkan pada 26 September 2025. Lebih dari sepekan berlalu, situs resmi partai itu masih menampilkan huruf “J” di posisi Ketua Dewan Pembina. Rahasia itu dibiarkan menggantung seperti episode terakhir sinetron politik. Ketika dikonfirmasi, Sekretaris Dewan Pembina PSI Grace Natalie hanya berkata bahwa pengumumannya akan dilakukan dalam waktu dekat dan meminta doa agar prosesnya segera rampung.
Publik tentu tidak butuh waktu lama untuk menebak. Huruf “J” langsung dikaitkan dengan Presiden ke-7 RI, Joko Widodo. Dugaan itu bukan tanpa alasan. Hubungan Jokowi dan PSI sudah terjalin erat sejak lama, apalagi posisi ketua umum partai kini ditempati oleh putra bungsunya, Kaesang Pangarep, yang sedang menikmati periode kedua sebagai nahkoda partai berlambang gajah tersebut.
Kedekatan Jokowi dengan PSI bukan rahasia. Dalam Kongres PSI di Surakarta pada Juli lalu, Jokowi hadir dan secara terbuka menyatakan dukungan. Ia bahkan berjanji akan ikut bekerja keras untuk kemajuan partai yang belum sempat mencicipi kursi parlemen itu. Grace Natalie menyebut partainya akan sangat terhormat jika Presiden ke-7 bersedia berjuang bersama mereka karena banyak kader PSI yang terinspirasi oleh Jokowi untuk terjun ke sektor publik.
BACA JUGA:Biro Haji Abal-abal Ikut Dapat Kuota, Kemenag Seperti Tak Punya Filter
Ketua Bidang Komunikasi Publik DPP PSI Faldo Maldini menambahkan bahwa Jokowi adalah tokoh besar yang selalu dimintai nasihat oleh berbagai kalangan. Baik pengurus partai maupun masyarakat biasa, semua mencari wejangan dari sang mantan presiden.
Menurut Faldo, PSI adalah pihak yang membutuhkan Jokowi, bukan sebaliknya. Setiap kali berdiskusi dengan Jokowi, katanya, kader PSI mendapat suntikan energi untuk turun ke masyarakat.
Contohnya pada 3 Oktober lalu ketika Jokowi bertemu sejumlah elite PSI di Bali. Pertemuan itu dihadiri Raja Juli Antoni, Andy Budiman, Grace Natalie, Ahmad Ali, dan tentu saja Kaesang Pangarep. Mereka datang bertepatan dengan acara pernikahan Wakil Sekretaris Jenderal PSI I Putu Yoga. Faldo menyampaikan terima kasih kepada Jokowi yang menyempatkan waktu bertemu dengan para kader dan menyebut bahwa sosok “Bapak J” akan diumumkan langsung oleh Kaesang dalam waktu dekat.
Sementara itu, peneliti senior dari Pusat Riset Politik BRIN, Lili Romli, menilai langkah PSI menyembunyikan identitas ketua dewan pembina adalah strategi politik yang cerdik. Ia melihat partai ini tengah menguji reaksi publik untuk menakar seberapa besar penerimaan terhadap sosok yang akan diumumkan nanti. Menurutnya, inisial “J” tidak hanya merujuk pada satu nama karena ada juga tokoh lain bernama Jeffrie Geovani yang ikut mendirikan PSI.
BACA JUGA:KPU Solo Pasang Badan, Sebut Ijazah Gibran Sah Sejak Awal
Meski begitu, Lili memperkirakan peluang Jeffrie kecil untuk kembali menduduki jabatan tinggi di PSI mengingat partai gagal menembus parlemen pada Pemilu 2029 di bawah kepemimpinannya. Ia justru menilai kemungkinan terbesar adalah sosok “J” itu memang Jokowi.
Alasannya, keterlibatan Jokowi di PSI sudah terlalu jauh untuk diabaikan, mulai dari mengganti lambang partai dari mawar ke gajah hingga memberi pengarahan langsung bagi para pengurus. Bahkan Lili menambahkan, bukan mustahil Jokowi sudah melapor kepada Presiden Prabowo bahwa dirinya akan bergabung dengan PSI.
Jika benar Jokowi bergabung, PSI akan mendapat durian runtuh. Sebagai partai nonparlemen yang masih mencari bentuk, mereka akan punya figur sentral yang kuat. Jokowi masih menyimpan magnet elektoral meski sudah tidak menjabat presiden sejak 2024. Ia masih punya basis massa dan jaringan relawan yang bisa digerakkan untuk mendongkrak elektabilitas PSI.
Dari sisi Jokowi sendiri, keuntungan juga jelas. Bergabung dengan PSI akan memberinya kendaraan politik baru setelah hubungan dengan PDI Perjuangan berakhir pahit. Ia tidak lagi menjadi politisi tanpa partai. Jika PSI berhasil lolos ke DPR, Jokowi dan keluarganya akan punya sekutu politik di parlemen yang bisa memperkuat pengaruh mereka di panggung nasional.
BACA JUGA:PPP Tutup Pintu untuk Romy, Partai Kakbah Buka Babak Baru Islah