JAKARTA, PostingNews.id – Anies Baswedan kembali melontarkan kritik pedas soal pendidikan di Indonesia. Mantan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan itu menyebut sistem pendidikan nasional sudah ketinggalan zaman dan tidak lagi nyambung dengan kebutuhan zaman.
Ia bicara dalam forum ASEAN for the Peoples Conference di The Sultan Hotel, Jakarta, pada Minggu, 6 Oktober 2025, di hadapan audiens dari berbagai negara Asia Tenggara.
Ketika ditanya moderator seperti apa reformasi pendidikan yang harus dilakukan agar Indonesia bisa menjadi negara dengan ekonomi terbesar keempat pada 2045, Anies tak ragu menyoroti dua hal mendasar.
Pertama, sistem pendidikan Indonesia masih terjebak di masa lalu. Mulai dari kurikulum, metode mengajar, sampai bentuk ruang kelas, semuanya masih seperti sekolah zaman pabrik berdiri.
BACA JUGA:Promotor Disertasi Bahlil Ternyata Punya Tambang, UI Sampai Angkat Alis
“Kita memiliki anak-anak abad ke-21. Namun, sistem sekolah kita masih beroperasi dengan pola pikir abad ke-20,” kata Anies dalam bahasa Inggris, membuat sebagian peserta forum mengangguk setuju.
Ia menjelaskan bahwa sistem pendidikan yang berlaku saat ini dirancang untuk era industri, di mana murid hanya dituntut patuh, hafal, dan seragam. Model seperti ini, kata Anies, sudah tak cocok lagi diterapkan di zaman digital yang menuntut kreativitas dan kecepatan adaptasi.
“Sistem ini belum dirancang untuk era jaringan digital dan perubahan yang sangat cepat seperti sekarang,” ujarnya.
Masalah kedua yang disorot Anies adalah ketimpangan akses pendidikan. Menurutnya, anak-anak di Indonesia masih dibedakan oleh tempat dan nasib.
BACA JUGA:Celios: Kalau Kasih Duit Tunai, Anak Bisa Dapat Rp50 Ribu Sehari dari Program MBG
Mereka yang tinggal di kota atau dari keluarga mampu punya peluang lebih besar untuk belajar, bermimpi, dan berkembang dibandingkan anak-anak di pelosok dan keluarga miskin.
Ia menilai persoalannya bukan cuma soal guru, fasilitas, atau sekolah yang timpang, tapi juga ketimpangan dalam kemampuan untuk bermimpi. Anak-anak dari keluarga miskin, kata Anies, sering kali tak punya cukup referensi untuk membayangkan masa depan di luar lingkar hidupnya sendiri.
“Jika siswa tidak mengetahui apa itu pilot, maka mereka tidak mungkin punya mimpi untuk jadi pilot,” ujarnya memberi contoh.
Bagi Anies, dua masalah itu menjadi akar mengapa mimpi Indonesia 2045 sering terasa jauh dari kenyataan. Jalan menuju negara maju, menurutnya, hanya bisa ditempuh jika pendidikan dirombak total.
BACA JUGA:BNPB Hari Ini Mulai Lakukan Pembersihan Puing Musala Al Khoziny