Pesantren Ambruk, 54 Santri Tewas: DPR Akui Ada Kelalaian dan Lemahnya Pengawasan

Senin 06-10-2025,18:00 WIB
Reporter : M. Rafa Nugraha
Editor : T. Sucipto

Marwan mendesak agar kejadian ini menjadi peringatan keras bagi semua pihak.

Ia mendorong pemerintah untuk memperbaiki sistem izin pembangunan pesantren, agar lebih sederhana tapi tetap memenuhi standar keselamatan bangunan.

“Harusnya ini jadi momentum memperbaiki sistem. Jangan sampai semangat membangun pesantren malah berujung bencana,” tegasnya.

Langkah ini penting karena jumlah pesantren di Indonesia terus bertambah setiap tahun, banyak di antaranya berdiri di wilayah padat tanpa perencanaan teknis memadai.

BACA JUGA:Musala Pondok Pesantren Ambruk di Sidoarjo: Proses Evakuasi Masih Berlangsung, Puluhan Santri Belum Ditemukan

Evakuasi Capai 75%, BNPB Siarkan Langsung 24 Jam

Sementara itu, Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) masih terus bekerja di lokasi kejadian.

Deputi Bidang Penanganan Darurat BNPB Mayjen TNI Budi Irawan mengatakan, pembersihan puing dan pencarian korban sudah mencapai 75%.

“Pada kesempatan ini, kami menargetkan hari ini selesai evakuasi. Dari Basarnas dan Kodim sudah mengatur jadwal, diharapkan pencarian tuntas hari ini,” ujar Budi.

Menariknya, untuk pertama kalinya BNPB menyiarkan proses evakuasi secara langsung 24 jam penuh agar publik bisa memantau transparansi penanganan bencana.

BACA JUGA:Gibran Suruh Santri Belajar AI dan Coding, Padahal Kamar Mandi Pesantren Masih Antre

Duka dan Harapan dari Sidoarjo

Tragedi ini meninggalkan luka besar bagi dunia pendidikan dan keagamaan. Di tengah kesedihan, muncul seruan agar pemerintah lebih serius dalam memastikan keselamatan bangunan publik, terutama lembaga pendidikan keagamaan.

Dari Sidoarjo, pesan moralnya jelas: pembangunan tanpa pengawasan bisa berujung maut.

Dan keselamatan santri — generasi masa depan bangsa — seharusnya tidak boleh dikorbankan hanya karena rumitnya birokrasi. 

Kategori :