Korban Bertambah, Siswa SMK di Tangerang Tewas Usai Demo, Kepala Diduga Dipukul Benda Tumpul

Selasa 02-09-2025,12:04 WIB
Reporter : Andika Prasetya
Editor : Andika Prasetya

JAKARTA, PostingNews.id – Andika Lutfi Falah (16), siswa kelas 11 SMK Negeri 14 Kabupaten Tangerang, meninggal dunia setelah diduga terlibat dalam aksi demonstrasi di sekitar kawasan Gedung DPR/MPR, Kamis, 28 Agustus 2025. Andika tercatat sebagai warga Puri Bidara Permai, RT/RW 02/06, Desa Pematang, Tigaraksa, Kabupaten Tangerang, Banten.

Setelah unjuk rasa tersebut, Andika sempat menjalani perawatan intensif di RS Dr Mintoharjo, Jakarta, sejak Jumat, 29 Agustus 2025. Kondisinya sudah kritis saat tiba di rumah sakit.

“Keluarga dapat informasi itu di hari Sabtu, 30 Agustus sore. Kemudian keluarga langsung menjenguk korban,” ujar Sugiono, Ketua RT setempat, kemarin.

Menurut Sugiono, dari keterangan yang disampaikan pihak rumah sakit kepada keluarga, Andika mengalami luka berat di bagian belakang kepala akibat benturan benda tumpul. Luka tersebut menyebabkan kondisi tidak sadar berkepanjangan hingga akhirnya nyawanya tidak tertolong. “Sempat masuk ke ruang ICU dengan lama hampir satu hari satu malam,” katanya.

Yang mengejutkan, orang tua Andika sama sekali tidak mengetahui bahwa putra mereka ikut serta dalam aksi demonstrasi ke Jakarta. Mereka mengira Andika pergi seperti biasa untuk menjalani aktivitas di sekolah. “Keluarga sama sekali tidak mengetahui kalau almarhum berangkat ke Jakarta untuk ikut aksi,” ujar Sugiono.

Meski kehilangan anak dalam situasi yang tragis, keluarga Andika memilih tidak melanjutkan kasus ini ke jalur hukum. Mereka menyatakan menerima peristiwa ini sebagai takdir. “Alhamdulillah sudah ikhlas dengan kejadian ini dan menjadi pembelajaran kita semua, jangan sampai ini terulang kembali,” tuturnya.

Andika dikenal sebagai anak yang baik, berasal dari keluarga sederhana. Ayahnya bekerja sebagai penjual kopi keliling dan ibunya seorang ibu rumah tangga. Sosok Andika di mata warga dinilai positif.

“Beliau dikenal baik, tanggung jawab di pekerjaan dan memang bersosialisasi-nya juga baik,” kata Sugiono.

Tragedi yang Tak Sendiri

Peristiwa tragis yang dialami Andika bukan satu-satunya dalam gelombang unjuk rasa yang merebak di berbagai kota. Di Makassar, demonstrasi yang berlangsung pada malam yang sama juga menelan korban jiwa.

Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kota Makassar mencatat empat orang tewas dalam aksi demonstrasi pada Kamis malam, 28 Agustus 2025. Tiga di antaranya—Sarinawati, Syaiful Akbar, dan Muhammad Akbar Basri—ditemukan meninggal dalam kebakaran di Gedung DPRD Kota Makassar. Sarinawati sendiri adalah staf DPRD Kota Makassar berusia 25 tahun, yang ditemukan tewas di lantai tiga gedung.

Sementara satu korban lainnya, Rusdamdiansyah (21), tewas dikeroyok massa di Jalan Urip Sumoharjo, tepat di depan Kampus Universitas Muslim Indonesia (UMI). Ia dituduh sebagai intelijen oleh massa pengunjuk rasa. Rusdamdiansyah sempat dilarikan ke RSUP OJK Kemenkes RI di kawasan CPI, namun nyawanya tak tertolong.

Di Yogyakarta, Rheza Sendy Pratama (21), mahasiswa Ilmu Komunikasi Universitas AMIKOM, juga dinyatakan meninggal dunia usai diduga terlibat aksi di sekitar Mapolda DIY. Jenazahnya tiba di RSUP Dr Sardjito dengan kondisi penuh luka, terdapat bekas injakan di perut dan sayatan di bagian kepala. Menurut keluarga, Rheza sebelumnya hanya pamit untuk nongkrong dan ngopi bersama teman. Namun rekaman video menunjukkan keberadaannya di tengah tembakan gas air mata. Pihak keluarga menolak otopsi, sementara polisi mengklaim masih melakukan pendalaman terhadap kasus tersebut.

Sementara itu di Semarang, Iko Juliant Junior, mahasiswa Fakultas Hukum Universitas Negeri Semarang (Unnes) angkatan 2024, meninggal setelah sempat dirawat intensif di RSUP Dr Kariadi. Ia dibawa ke rumah sakit oleh anggota Brimob dalam kondisi luka parah. Keterangan keluarga menyebut Iko sempat mengigau, “Ampun Pak, tolong Pak, jangan pukulin saya lagi.” Hasil pemeriksaan medis menunjukkan luka parah di kepala dan kerusakan pada organ dalam, termasuk limpa. Namun hingga kini, belum ada penjelasan resmi dari kepolisian soal detail kejadian yang menimpa Iko.

Kategori :