Menurut Sera, tinjauan sistematis menunjukkan bahwa penggunaan lintah dapat membantu mengurangi peradangan gusi, menurunkan kedalaman kantong periodontal, serta mempercepat proses penyembuhan jaringan gusi.
Ini membuka peluang terapi lintah sebagai metode pelengkap dalam perawatan penyakit periodontal.
BACA JUGA:Begini Kondisi Cinta Kuya Pasca Kecelakaan Mobil di California: Terapi Seminggu 3 Kali
Risiko yang Perlu Diwaspadai
Meski bermanfaat, terapi lintah tetap membawa risiko, terutama terkait infeksi. Lintah secara alami dapat membawa bakteri Aeromonas, yang jika tidak ditangani dengan baik, dapat menyebabkan infeksi serius pada pasien.
Selain itu, ada risiko perdarahan berlebih akibat efek antikoagulan dari hirudin, sehingga terapi ini kurang cocok bagi pasien dengan gangguan pembekuan darah atau yang sedang mengonsumsi obat pengencer darah.
Karena risiko tersebut, Sera menekankan bahwa hirudoterapi harus dilakukan di bawah pengawasan medis yang ketat.
Standar sterilisasi yang tinggi harus diterapkan, dan dalam beberapa kasus, antibiotik profilaksis mungkin diperlukan untuk mencegah infeksi.
Terapi lintah adalah metode pengobatan yang memiliki manfaat nyata dalam beberapa kondisi medis tertentu, terutama yang berhubungan dengan sirkulasi darah dan peradangan.
Namun, terapi ini bukanlah solusi untuk semua masalah kesehatan dan tidak boleh digunakan sembarangan.
Sera mengingatkan agar terapi lintah dipilih sebagai opsi terakhir, terutama jika pengobatan konvensional sudah tidak efektif atau tidak memungkinkan.
Selalu diskusikan pilihan terapi alternatif dengan dokter Anda agar pengobatan yang diterima aman dan tepat guna.