Universitas Columbia menegaskan bahwa mereka mengambil serius ancaman dan menanggapi dengan tegas terhadap tindakan para pengunjuk rasa, bukan terhadap substansi dari tuntutan yang mereka sampaikan.
Sementara para demonstran menegaskan tiga tuntutan mereka: divestasi dari perusahaan-perusahaan yang mendukung pemerintah Israel, transparansi dalam keuangan universitas, dan amnesti bagi mahasiswa dan dosen yang terlibat dalam protes.
“Terus melakukan hal itu akan mendapatkan konsekuensi yang jelas,” ucap seorang juru bicara universitas dalam diskusi dengan para pengunjuk rasa.
Narasi tersebut mencerminkan ketegangan yang menghangat di antara kedua belah pihak, di mana pihak universitas menegaskan konsekuensi dari tindakan eskalatif, sementara para demonstran tetap bertekad untuk memperjuangkan tuntutan mereka.
BACA JUGA:Keluar Asap Hitam dari Knalpot Motor? Kenali Penyebabnya
“Kami akan menindaklanjuti konsekuensi yang kami uraikan kemarin,” ujar seorang juru bicara universitas dalam pernyataan resmi.
Langkah-langkah keras telah diambil, dengan skorsing diberlakukan terhadap para mahasiswa yang menolak mematuhi perintah pembubaran.
Dengan tegas, universitas menyatakan bahwa tidak akan memberikan toleransi berulang kali terhadap pelanggaran aturan kampus oleh para pengunjuk rasa.
Universitas menegaskan bahwa tindakan mereka bertujuan untuk menjaga ketertiban dan keamanan kampus secara keseluruhan.
BACA JUGA:Moeldoko Ikut Coba MPV Mewah Listrik MG Maxus 9 Saat Kunjungi Booth MG di PEVS 2024
Berita dari Reuters melaporkan bahwa Rektor Universitas, Nemat Minouche Shafik, menegaskan bahwa upaya perundingan antara pengurus mahasiswa dan pemimpin akademis selama beberapa hari gagal membujuk para demonstran untuk membongkar puluhan tenda yang mereka dirikan sebagai bentuk protes terhadap konflik di Gaza.
Shafik, dalam pernyataannya pekan ini, juga menegaskan bahwa Universitas Columbia tidak akan melakukan divestasi keuangan di Israel.
Sebagai alternatif, ia menawarkan rencana investasi di bidang kesehatan dan pendidikan di Gaza, serta berkomitmen untuk menjadikan kebijakan investasi langsung Columbia lebih transparan.
Narasi ini mencerminkan ketegangan yang terus berlangsung antara pihak universitas dan para demonstran, sementara upaya untuk mencapai kesepakatan terus mengalami kebuntuan.