JAKARTA, POSTINGNEWS.ID - Badan Eksekutif Mahasiswa Perguruan Tinggi Nahdlatul Ulama (BEM PTNU) Se Nusantara menggelar acara Musyawarah Pimpinan Nasional (Muspimnas).
Acara tersebut bertempat di Auditorium Sekolah Tinggi Agama Islam Tanbighul Ghofilin Banjarnegara Jawa Tengah pada Kamis, 12 Oktober 2023.
Acara nasional ini dihadiri oleh para pimpinan nasional, pimpinan wilayah dan pimpinan daerah dari kampus masing-masing yang tersebar dari perguruan tinggi Nahdlatul Ulama se Nusantara.
BACA JUGA:BEM PTNU DIY Tegaskan Krisis Iklim Nyata di Bumi Kalimantan: Dampak Karhutla Cukup Merugikan!
Acara tersebut juga dihadiri mulai dari perguruan tinggi yang berada di Jawa Timur, Jawa Tengah, Jawa Barat, Bali Nusra, Sumatera, hingga Kalimantan. Melalui gagasan dan ide dari para mahasiswa, agenda ini melahirkan beberapa pokok pikiran untuk keberlangsungan organisasi kedepannya.
Presidium Nasional Achmad Bahaur Rifqi mengatakan bahwa acara Muspimnas tersebut membahas soal peraturan organisasi hingga membahas mengenai persiapan program menyambut pemilu yang damai.
“Musyawarah Pimpinan Nasional BEM PTNU Se-Nusantara ini, kami membahas Peraturan Organisasi, Ketetapan organisasi, rekomendasi - rekomendasi organisasi, dan juga menyiapkan program -program untuk menyongsong pemilu damai,” ucap Presidium Nasional Achmad Bahaur Rifqi pada Kamis, 12 Oktober 2023.
Baha selaku Presidium Nasional juga mengatakan ada program pokok yang akan dikerjakan nantinya yang bertujuan untuk mewujudkan pemilu damai. Dia menekankan ujaran kebencian harus segera dihentikan dalam politik di negeri ini.
BACA JUGA:Gus Wal Tegaskan Lagi PNIB Tolak Kehadiran Rocky Gerung di Yogyakarta: 'Kami Khawatir...'
Lebih lanjut, dia menyampaikan bahwa akan fokus kepada penanganan isu dan memberikan sosialisasi kepada masyarakat demi menciptakan pemilu yang sehat dan rukun.
“Selanjutnya, kami akan fokus pada penanganan isu, advokasi dan sosialisasi pentingnya pemilu bagi masyarakat, khususnya generasi muda dan milenial," tuturnya
"Politik identitas yang dibalut dengan ujaran kebencian harus dihentikan oleh elite politik. Jangan ada lagi politik identitas digunakan untuk menggerakkan atau memobilisasi massa dan pemilih untuk datang ke bilik suara,” tutup Baha.