JAKARTA, POSTINGNEWS.ID - Maroko telah diguncang oleh gempa bumi dahsyat yang mengakibatkan korban jiwa mencapai angka yang menghancurkan.
Menurut laporan dari AFP pada hari Minggu (10/9/2023), lebih dari 2.000 orang telah dinyatakan tewas akibat bencana ini.
Selain itu, 2.059 orang lainnya mengalami luka-luka, dengan 1.404 di antaranya dalam kondisi kritis.
Dalam tragedi ini, Provinsi Al-Haouz menjadi salah satu yang paling terpukul, dengan 1.293 orang tewas.
BACA JUGA:Investasi Emas di Shopee Bikin Untung Banget, Begini Tahapan-tahapannya
Sedangkan di Provinsi Taroudant, tercatat 452 korban jiwa akibat gempa bumi tersebut.
Kedua provinsi ini merupakan wilayah-wilayah yang mengalami dampak paling parah dari gempa ini, yang juga merupakan pusat gempa itu sendiri.
Sebelumnya, pemerintah Maroko telah mengumumkan tiga hari berkabung nasional sebagai bentuk penghormatan kepada para korban.
Selama periode ini, bendera negara akan dikibarkan setengah tiang di seluruh bangunan umum.
BACA JUGA:Nasib Jadon Sancho Usai Ribut dengan Ten Hag: Dibenci Rekan Setim, Gagal Pindah ke Saudi
Raja Mohamed VI pun memimpin pertemuan untuk menetapkan kebijakan berkabung nasional ini, yang kemudian diumumkan dalam sebuah pernyataan oleh kantor berita resmi MAP.
Keputusan ini adalah langkah pertama dalam upaya untuk mengatasi dampak besar yang ditimbulkan oleh gempa bumi ini.
Kolonel Pertahanan Sipil Hicham Choukri, yang memimpin operasi bantuan, menyampaikan kepada televisi pemerintah bahwa pusat gempa dan kekuatan gempa telah menciptakan 'situasi darurat yang luar biasa'.
Hal ini menunjukkan betapa parahnya bencana ini dan seberapa besar tantangannya bagi pihak berwenang dalam memberikan pertolongan dan menyelamatkan korban.
BACA JUGA:Sementara Ade Armando Geram, PDIP Tak Terima Iklan Azan Ganjar Disebut Politik Identitas