Alasan Muhaimin Pisah dengan Prabowo: 'Cawapresnya Bukan Saya'

Sabtu 09-09-2023,00:19 WIB
Reporter : Maulana Ali Firdaus
Editor : Deden Rinaldi

JAKARTA, POSTINGNEWS.ID - Ketua Umum Partai Kebangkitan Bangsa (PKB), Muhaimin Iskandar, mengungkap mengapa dirinya bisa dipilih sebagai bakal calon wakil presiden (Cawapres) Anies Baswedan di Pilpres 2024.
 
Muhaimin, yang kini diusung oleh PKB dan Partai NasDem, mengklaim bahwa perjalanannya ke posisi itu dikarenakan hasil pertemuan soal kebutuhan politik dan ideologi.
 
Menurut Muhaimin, perjalanannya ini tidak hanya merupakan keputusan politis semata, tetapi melibatkan perjalanan panjang yang berhubungan dengan gagasan, cita-cita, dan tujuan perjuangan PKB.
 
“Ini soal perjalanan panjang, yang kebetulan ketemu momentum,” kata dia Kamis (7/9) kemarin.
 
BACA JUGA: Sebelum Dukung Prabowo atau Ganjar, ini Yang Paling Penting Kata Demokrat
 
Ia mengaku menerima tugas dari PKB untuk mengawal dan mewujudkan visi partai dengan cara memasuki kepemimpinan nasional.
 
Pada tahap awal, Muhaimin ditugaskan oleh PKB untuk mengawal dan mewujudkan gagasan serta tujuan perjuangan partai di tingkat nasional.
 
“Dengan satu cara: masuk di dalam kepemimpinan nasional," ungkap Muhaimin.
 
Hal itu pun dianggap sebagai tanggung jawabnya yang diputuskan dalam Muktamar PKB.
 
BACA JUGA: Lika-Liku Nasib Mason Greenwood: Dikecam Klub dan Fans Sendiri Hingga Ditolak Mentah-Mentah AC Milan
 
Seperti diketahui, Muhaimin sebelumnya berkoalisi dengan Prabowo Subianto, Ketua Umum Partai Gerakan Indonesia Raya (Gerindra).
 
Keduanya memiliki kebutuhan politik yang serupa, yaitu mendapatkan 20 persen suara untuk dapat mengusung pasangan Capres-Cawapres.
 
“Pak Prabowo butuh 20 persen, ketemulah saya. Sama-sama butuh.”
 
Muhaimin menjelaskan bahwa pertemuan dengan Prabowo terjadi karena mereka saling membutuhkan dalam mencapai ambisi politik masing-masing.
 
BACA JUGA: Minimnya SPKLU Hambat Penyebaran Kendaraan Listrik Di Indonesia
 
Keduanya sama-sama membutuhkan dukungan sebesar 20 persen suara agar dapat mengikuti Pilpres.
 
Kemudian, terjadilah perjodohan politik, yang dikenal dengan sebutan "koalisi KIR."
 
Mereka berdua bersama-sama melakukan kampanye KIR dan berbagai event politik lainnya.
 
Namun, pada suatu saat, terjadi perubahan dalam koalisi politik ini.
 
BACA JUGA: Kabar Terkini Prabowo: Dipuji Yenny Wahid; Hingga Potensi Duet dengan Ridwan Kamil
 
Koalisi KIR berubah menjadi "Koalisi Indonesia Maju."
 
Perubahan ini terjadi dalam rapat koordinasi nasional (rakornas) yang dihadiri oleh Muhaimin dan pengurus PKB.
 
Muhaimin menjelaskan bahwa saat itu ada perasaan kecurigaan bahwa sesuatu telah berubah dalam koalisi mereka.
 
“Pada akhirnya kita curiga, kesimpulan bahwa akhirnya pacaran ini tidak bisa berlanjut,” kata Muhaimin.
 
BACA JUGA: Siswi Muslimah Dilarang Kenakan Abaya, Protes Guru dan Murid Bergejolak di Prancis
 
Meskipun pertemuan tersebut seharusnya membahas pemilihan legislatif (pileg), tiba-tiba ada kabar bahwa koalisi tersebut telah mengalami perubahan dan berubah menjadi "Koalisi Indonesia Maju."
 
Kondisi itu pun membuat Muhaimin makin yakin bahwa pasangan Capres-Cawapres yang bakal diusung bukanlah dirinya.
 
“Memang sudah hampir pasti cawapresnya bukan saya," ujarnya.
 
Namun, ia tidak menyebutkan siapa yang akan menjadi Cawapres Prabowo dalam situasi tersebut.
 
BACA JUGA: Demokrat Batal Usung Anies Jadi Sinyal Prabowo dan Ganjar Umumkan Cawapres?
 
Muhaimin menegaskan bahwa perjalanan politik ini tidak hanya tentang keputusan politis, tetapi juga melibatkan nilai, ideologi, dan perjuangan partai.
 
Meskipun ia tidak menjadi Cawapres Prabowo, ia telah mencurahkan upaya dan waktu dalam mendukung dan mengawal cita-cita PKB.
 
 
Kategori :