JAKARTA, POSTINGNEWS.ID – Terbatasnya jumlah Stasiun Pengisian Kendaraan Listrik Umum (SPKLU) di Indonesia menyebabkan terhambatnya penyebaran kendaraan listrik secara nasional.
Sementara itu, Indonesia menargetkan infrastruktur pengisian daya kendaraan listrik sejumlah 20.000 unit sebelum tahun 2025.
“Kalau kita bicara di ASEAN, dibandingkan Singapura saja, angka persisnya saya enggak tahu tapi lebih dari 1.000 SPKLU,” ujar Eko Adji Buwono, National Project Manager of ENTREV UNDP Project Management Unit di Jakarta, Rabu 6 September 2023.
Penting untuk dicatat bahwa program Enhancing Readiness for The Transition to Electric Vehicles (ENTREV) adalah hasil kolaborasi antara Kementerian Energi Sumber Daya Mineral (ESDM) dan United Nations Development Programme (UNDP).
BACA JUGA:Pembelian Motor Listrik Subsidi Naik Capai 2.000 Unit!
Program ini bertujuan untuk mengurangi emisi gas rumah kaca di Indonesia dengan fokus pada persiapan transisi ke kendaraan listrik dan demonstrasi model bisnis inovatif di sektor transportasi.
“Di Indonesia, per Juli kemarin itu ada 842 SPKLU, jadi kita jauh tertinggal. Roadmap dari PLN 1 juta kendaraan listrik pada 2030. Kalau harus 1 SPKLU berbanding 10 EV, itu memang PR buat kita,” ucap Eko.
Namun, perihal pertumbuhan kendaraan listrik dan penyebaran infrastrukturnya di Indonesia, diperlukan kajian lebih lanjut.
“Mungkin kami baru bisa rilis bersama Dirjen Ketenagalistrikan di akhir tahun kira-kira seperti apa proyeksi pertumbuhan EV, infrastruktur, dan sebarannya. Karena kita perlu meng-update data dari stakeholder yang bergabung dengan kami,” kata Eko.
Mengenai permasalahan tersebut, Direktur Eksekutif Sekretariat AEML Anugraha Dezmercoledi mengusulkan kolaborasi dengan sektor swasta dalam pembangunan untuk mempercepat peningkatan jumlah SPKLU dan menciptakan ekosistem kendaraan listrik yang lebih baik.
Terkait dengan kendala kurangnya SPKLU, dia juga mengusulkan opsi untuk melibatkan pihak swasta yang dapat membantu dalam proses pembangunan.