JAKARTA, POSTINGNEWS.ID - Badan Siber dan Sandi Negara (BSSN) mengungkapkan bahwa sebanyak 2.348 situs resmi pemerintah telah disusupi oleh situs judi online sepanjang tahun 2022.
Praktisi IT dari Universitas Sumatera Utara, Seniman S.KOM., M KOM, memaparkan fakta ini dalam sebuah diskusi yang diselenggarakan oleh Lembaga Kajian Strategis Al Washliyah di Medan pada Kamis (16/3/2023).
Menurut Seniman, situs resmi pemerintah rentan diretas karena masih belum terupdate.
BACA JUGA:AS Ungkap Penyebab Kematian Bos Wagner Group; Murni Kecelakaan atau Dibunuh?
Hal ini disebabkan oleh ketidakmampuan beberapa website resmi pemerintah dalam memperbarui platform yang digunakan, seperti Word Press dan Joomla.
Ia mengungkapkan bahwa bahasa pemrograman PHP perlu diupdate guna mengamankan website dari serangan.
"Seringkali pemerintah daerah menggunakan tender untuk membuat website resmi, tetapi setelah tender selesai dan website dikerjakan, masalah keamanan IT sering kali terabaikan, dan ini menyebabkan website dapat disusupi," jelas Seniman.
Diskusi tersebut dipandu oleh Eko Marhaendy, Direktur LSKA, dan dihadiri oleh sejumlah narasumber seperti Tongku Daulay dan Jonris Purba.
BACA JUGA:Kritik Roy Suryo terhadap Lagu 'Rungkad' dalam Acara HUT RI ke-78!
Seniman menyatakan bahwa BSSN tidak merinci daerah mana saja yang terdampak oleh penusupan situs judi online.
Namun, ia menduga bahwa daerah-daerah pedalaman yang jauh dari pusat kota mungkin lebih rentan mengalami insiden semacam itu.
Ia juga menyebutkan bahwa banyak hacker yang berasal dari luar negeri maupun dalam negeri yang terlibat dalam penusupan situs pemerintah dengan situs judi online.
Situs judi online yang berhasil disusupi sering kali muncul sebagai hasil utama dalam hasil pencarian Google setelah situs pemerintah tersebut.
BACA JUGA:Indra Bekti dan Aldila Jelita Resmi Rujuk Setelah Bercerai!
Seniman menyarankan bahwa langkah terbaik adalah menghapus situs pemerintah yang terdampak dan mengatasi masalah ini sebelum terdeteksi oleh Google.