JAKARTA, POSTINGNEWS.ID - Kementerian Kesehatan (Kemenkes) baru-baru ini mengumumkan hasil dari survei Global Adult Tobacco Survey (GATS) 2021.
Hasil survei ini mengungkap fakta mencengangkan bahwa jumlah perokok laki-laki di Indonesia menduduki peringkat teratas di seluruh dunia.
Dalam konferensi virtual yang diadakan pada Jumat, Dirjen Kesehatan Masyarakat Kemenkes, Maria Endang Sumiwi, mengungkapkan bahwa tujuan survei GATS 2021 adalah untuk mengidentifikasi jumlah perokok di Indonesia.
Maria menjelaskan, "Ternyata Indonesia berada di posisi ketiga dunia dalam hal jumlah perokok, setelah India dan Cina. Yang menarik, perokok laki-laki di Indonesia adalah yang paling banyak di dunia."
BACA JUGA:4 Tips Rawat Ban Mobil yang Sudah Pasti Dijamin Aman, Anti Bocor Bro!
Maria juga menyebutkan bahwa survei ini mengungkapkan sekitar 70,2 juta orang dewasa di Indonesia, atau sekitar 34,5 persen dari populasi, ternyata merokok.
Dari jumlah tersebut, perokok laki-laki mencapai 65,5 persen. Ini berarti, seperti yang dijelaskan oleh Maria, hampir tiga dari lima pria di Indonesia adalah perokok.
Dalam survei tersebut juga terungkap bahwa 33,3 persen dari perokok adalah perempuan, termasuk yang mengonsumsi tembakau tanpa asap atau produk tembakau yang dipanaskan.
Maria menambahkan bahwa survei GATS juga menunjukkan peningkatan jumlah perokok anak-anak Indonesia, usia 10 hingga 18 tahun, dari 7,2 persen pada tahun 2013 menjadi 9,1 persen pada tahun 2018.
BACA JUGA:Tips Menjaga Kesehatan di Tengah Ancaman Polusi Udara
Melihat tingginya jumlah perokok di kalangan orang dewasa dan pertambahan jumlah anak-anak yang merokok, Maria mengakui bahwa Indonesia memiliki beban kesehatan yang besar.
Ia menjelaskan bahwa merokok dapat menyebabkan berbagai penyakit serius seperti kanker, gangguan kardiovaskular, serta risiko stroke, penyakit jantung, dan masalah pernapasan.
"Ini merupakan beban kesehatan yang signifikan bagi Indonesia," ujar Maria.
Namun demikian, dalam hasil survei GATS, juga tercatat bahwa sebanyak 3,4 persen dari perokok memiliki niat atau pikiran untuk berhenti merokok. Oleh karena itu, Maria mengungkapkan bahwa Kemenkes ingin membantu individu yang ingin berhenti merokok.
BACA JUGA:Polusi Udara Berisiko Rusak Kesehatan Mental Anak dan Remaja
Sebelumnya, Yayasan Lembaga Konsumen Indonesia (YLKI) telah menyampaikan kekhawatiran mereka mengenai tingginya prevalensi merokok di Indonesia.
Hasil survei GATS 2021 yang dilakukan oleh Kemenkes dan World Health Organization (WHO) Indonesia menunjukkan bahwa konsumsi rokok di Indonesia mengkhawatirkan.
Tulus Abadi, Ketua Pengurus Harian YLKI, mengungkapkan bahwa laporan GATS memperlihatkan situasi yang mendesak terkait konsumsi rokok di Indonesia.
"Kami sangat khawatir karena laporan GATS menunjukkan bahwa konsumsi rokok di Indonesia dalam kondisi darurat," ujar Tulus pada Jumat.
BACA JUGA:Polusi Udara Dapat Memicu 4 Jenis Penyakit Jantung, Simak Alasannya
Tulus menambahkan bahwa data dari laporan GATS dan sumber lain juga membuktikan urgensi situasi ini.
Pertama, jumlah perokok dewasa meningkat 8,8 juta dalam 10 tahun terakhir, dari tahun 2011 hingga 2021.
Saat ini, tercatat ada 69,1 juta perokok dewasa di Indonesia, naik dari 60,3 juta sebelumnya.
"Artinya, 25 persen dari populasi Indonesia adalah perokok. Kedua, data Badan Pusat Statistik (BPS) 2021 menunjukkan bahwa masyarakat Indonesia menghabiskan lebih banyak uang untuk membeli rokok daripada kebutuhan lain seperti pangan," lanjut Tulus.