JAKARTA, POSTINGNEWS.ID - Budiman Sudjatmiko, politikus PDIP, baru-baru ini membuat pernyataan terkait pertemuannya dengan Ketua Umum Partai Gerindra, Prabowo Subianto, yang mengejutkan banyak pihak.
Meskipun sejarah mencatat bahwa keduanya pernah berseberangan selama dan sebelum reformasi 1998, kini Budiman menyampaikan bahwa telah terjadi proses dialog dan internalisasi antara mereka.
Dalam sebuah podcast bersama Akhmad Sahal yang diunggah pada Jumat (21/7), Budiman mengungkapkan bahwa dia berbicara dengan teman dan rekan aktivisnya yang pernah diculik pada 1998, Nezar Patria, yang sekarang menjabat sebagai Wamenkominfo.
Nezar mengisahkan bahwa saat dia diculik, para pelaku membuka dokumen-dokumen yang telah dirampas dan mengakui bahwa gagasan yang mereka miliki bagus.
"'Ini anak-anak hebat ini bagus konsep ini, tapi kok salah arah mereka nakal-nakal'," kata Budiman menirukan ucapan Nezar.
Prabowo juga dikatakan pernah mengatakan kepada Nezar bahwa dia banyak belajar dari mereka.
Budiman menyatakan bahwa telah terjadi banyak proses dialog dan internalisasi sejak kasus penculikan itu terjadi.
Mereka mengakui bahwa tujuan dari anak-anak muda tersebut sebenarnya baik.
Meskipun terdapat kasus Tim Mawar yang melibatkan Prabowo, Budiman menekankan bahwa kasus tersebut sudah dihukum dan rekomendasi DPR sudah sepi, namun kembali muncul menjelang pemilu.
Dari sisi politik terkini, Budiman menyatakan bahwa sosok Prabowo tidak lagi menjadi masalah.
Bahkan, dia mengungkapkan bahwa dia menjadi ketua koordinator badan saksi nasional ketika Prabowo berpasangan dengan Megawati pada 2009.
Meskipun ada perbedaan dalam kontestasi politik di tahun 2014-2019, Budiman mendukung Jokowi, tetapi kemudian Prabowo masuk ke dalam kabinet Jokowi.
Budiman juga menilai bahwa Megawati dan Jokowi telah memvalidasi sosok Prabowo Subianto, dan dia tidak menampik bahwa Prabowo adalah sosok yang kuat sebagai pengganti Jokowi.
Kategori :