Selain potong jari, ada juga aksi mandi lumpur yang menyiratkan makna bahwa setiap manusia yang meninggal akan kembali ke tanah.
Keunikan akan pelestarian nilai-nilai tradisi di Lembah Baliem, menjadikan destinasi wisata ini layak untuk disinggahi saat berkunjung ke Papua.
Tradisi potong jari memiliki dampak negatif bagi kesehatan dan kehidupan wanita suku Dani.
BACA JUGA:Prakiraan Cuaca di Wilayah Jabodetabek Kamis 20 Juli 2023, BMKG: Langit Cerah Dipenuhi Awan Hari Ini
Selain menyebabkan rasa sakit yang luar biasa, tradisi ini juga meninggalkan luka permanen yang mengganggu fungsi tangan atau kaki.
Wanita suku Dani yang sudah memutuskan jari akan kesulitan melakukan aktivitas sehari-hari, seperti menanam, memasak, atau menjahit.
Selain itu, tradisi potong jari juga berdampak pada populasi suku Dani.
Dengan banyaknya wanita suku Dani yang memutuskan jari, jumlah keturunan mereka akan berkurang.
BACA JUGA:Rashford Resmi Perpanjang Kontrak di MU, Gajinya Seminggu Bisa Buat Beli Rumah!
Hal ini karena wanita suku Dani dianggap tidak layak menikah jika sudah kehilangan jari-jarinya.
Akibatnya, banyak pria suku Dani yang mencari pasangan dari suku lain atau meninggalkan tanah leluhurnya untuk mencari kehidupan yang lebih baik.
Tradisi potong jari suku Dani sudah dilarang oleh pemerintah sejak tahun 1970-an, karena dianggap melanggar hak asasi manusia dan merusak kesehatan wanita suku Dani.