Ukraina Klaim Telah Habisi 20 Ribu Tentara Wagner

Sabtu 01-07-2023,21:42 WIB
Reporter : Maulana Ali Firdaus
Editor : Deden Rinaldi

JAKARTA, POSTINGNEWS.ID - Presiden Ukraina, Volodymyr Zelensky, mengklaim bahwa pasukannya berhasil membunuh 21.000 tentara bayaran Wagner dan melukai lebih dari 80.000 lainnya.
 
Keberhasilan ini menjadi kebanggaan bagi Zelensky karena tentara bayaran Wagner dianggap sebagai salah satu pasukan elit swasta terbaik di dunia.
 
Zelensky mengatakan, "Mereka (Wagner) terdiri dari dua kategori: tentara bayaran profesional dan mereka yang direkrut dari penjara sebagai umpan. Pasukan kami telah membunuh 21.000 dari mereka dan melukai 80.000 lainnya.
 
Kabar baiknya adalah kami berhasil menghancurkan bagian paling termotivasi dari pasukan Rusia." Pernyataan ini dikutip dari El Mundo.
 
 
Sejak pemberontakan bersenjata oleh Yevgeny Prigozhin melawan Moskow, laporan intelijen menunjukkan bahwa kepala perusahaan militer swasta Wagner terpaksa menghentikan kegiatan mereka di Ukraina.
 
BACA JUGA: Ukraina Bakal Dihajar dengan Senjata Nuklir? Ini Kata Presiden Belarus
 
Dilaporkan adanya kesepakatan rahasia antara pendiri Wagner dengan Kremlin yang diperantarai oleh diktator Belarus Alexander Lukashenko.
 
Yevgeny Prigozhin dan pasukan bayarannya diizinkan pindah ke Belarus untuk menghindari penuntutan.
 
Selanjutnya, Zelensky mengumumkan bahwa Ukraina akan memperkuat pertahanan di perbatasan utara negara tersebut sebagai respons terhadap laporan pemindahan pasukan Wagner ke Belarus.
 
Ukraina ingin memperlihatkan hasil yang baik di medan perang sebelum KTT NATO mendatang di Vilnius.
 
Namun, setiap kemajuan mengakibatkan korban jiwa.
 
BACA JUGA: Jokowi ke Polri: Jangan Ada Penyalahgunaan Wewenang
 
Zelensky mengakui bahwa kemajuan pasukannya lebih lambat dari yang diharapkan karena hujan lebat yang berkepanjangan.
 
Oleh karena itu, ia meminta dukungan terus-menerus dari sekutu untuk mencapai hasil yang diinginkan.
 
Presiden Ukraina mencatat bahwa selama serangan balasan musim gugur sebelumnya, dukungan utama dalam bentuk artileri datang terlambat.
 
"Kami berhenti karena tidak bisa melanjutkan kemajuan. Serangan tersebut menyebabkan banyak korban jiwa, dan kami tidak memiliki artileri," jelas Zelensky.
 
Zelensky menekankan pentingnya nyawa manusia dalam pengambilan keputusan tentang serangan balasan.
 
BACA JUGA: Menteri Jokowi ini Bilang Terima Kasih ke SBY, ini Alasannya
 
"Jika mereka memberi tahu saya bahwa dua bulan akan berlalu dan ribuan orang akan mati, atau tiga bulan dan jumlah korban jiwa lebih sedikit, tentu saja saya akan memilih yang terakhir," pungkas Zelensky.
Kategori :