JAKARTA, POSTINGNEWS.ID - Pegiat media sosial, Denny Siregar, menilai tuduhan upaya penjegalan oleh pemerintah kepada Anies Baswedan di Pilpres 2024 tidaklah masuk akal.
Adapun pernyataan Denny ini menanggapi kubu Anies yang hingga kini terus menggaungkan isu bahwa pihak Istana tengah mengatur strategi untuk menghentikan langkah bacapres Koalisi Perubahan itu maju di kontestasi politik mendatang.
Denny menilai, upaya penjegalan itu tidak layak untuk dilakukan kepada Anies Baswedan. Sebab, secara elektabilitas, urutannya terus tertinggal jauh dari dua capres lain, yakni Ganjar Pranowo dan Prabowo Subianto.
"Kalau urutan 1 atau 2 dijegal sih masuk akal," tulis Denny di Twitter, dikutip Sabtu, 17 Juni 2023.
Denny kemudian menyinggung hasil survei elektabilitas Anies yang konsisten merosot di beberapa bulan terakhir.
"Tapi udah urutan paling bontot, survey terus melorot, orangnya peot, bicaranya ngotot, jalannya ngesot," ujar Denny.
Anehnya, lanjut Denny, para pendukung mantan Gubernur DKI Jakarta ini justru hanya sibuk menggembar-gemborkan tuduhan penjegalan, alih-alih berupaya menaikkan elektabilitas Anies.
BACA JUGA:Hadeh, Mario Dandy Keceplosan Soal 'Sel Mewah' di Hadapan Hakim
"Trus bilang kalo dia dijegal, itu mah logika merosottt," tuntasnya.
Anies sendiri diketahui pernah buka suara soal posisinya yang selalu berada di urutan paling bontot dalam rilis hasil survei elektabilitas kandidat capres 2024.
Dia mengaku curiga bahwa hasil survei yang ditampilkan bukanlah sesuai fakta.
"Saya komentari gini ‘mungkin yang menjegal-jegal itu sedang mengatakan bahwa survei aslinya tidak seperti itu. Loh iya. Karena kalau-kalau di survei nomor tiga, buat apa dijegal?" tutur Anies dalam acara Milad PKS ke-21 di Yogyakarta.