JAKARTA, POSTINGNEWS.ID - Usai di demo ribuan warga, Pimpinan Pondok Pesantren (Ponpes) Al Zaytun Indramayu, Panji Gumilang, secara blak-blakan mengungkapkan bahwa dirinya adalah seorang komunis.
Pernyataan mengejutkan ini diungkapkan melalui unggahan akun TikTok @inverno.channel setelah Ponpes Al Zaytun mengalami aksi demonstrasi oleh ribuan warga yang tergabung dalam Forum Indramayu Menggugat (FIM).
Dalam pernyataannya, Panji Gumilang menyatakan bahwa anak-anaknya, yang sekarang berusia 25 tahun, memiliki perkembangan yang sebanding dengan China sejak tahun 1998.
Ia menyebut bahwa pada tahun tersebut, Indonesia mengalami keterpurukan sementara China terus maju dan menjadi raksasa dalam segala aspek.
"Saya komunis, anak-anakku sekarang China umur kemajuannya 25 tahun diukur dari tahun 1998. Pada 1998, Indonesia hancur sedangkan China terus maju menjadi raksasa dalam segala hal." Pernyataan kontroversial tersebut dikutip oleh VIVA Bandung pada Jumat (16/6/2023).
Pernyataan ini menimbulkan kehebohan di masyarakat, mengingat komunisme merupakan ideologi yang kontroversial dan dilarang di Indonesia.
Hal ini menimbulkan pertanyaan dan kontroversi tentang sikap dan pandangan Panji Gumilang sebagai seorang tokoh agama yang terang-terangan mengaku sebagai seorang komunis.
Panji Gumilang berpendapat bahwa kekuatan China tidak terlepas dari peran Deng Xiaoping, yang dikenal dengan pernyataannya "tidak peduli apakah itu kucing putih atau kucing hitam, selama bisa menangkap tikus, itu adalah kucing yang baik."
Ia menyatakan bahwa China tidak berpura-pura menyayangi tikus seperti yang dilakukan oleh kaum imperialis kapitalis.
Ia memberikan analogi bahwa tikus adalah makanan bagi kucing, sehingga tidak ada kucing yang sungguh-sungguh menyayangi tikus.
Pandangan Panji Gumilang tentang kemajuan China juga menjadi perdebatan.
Ia mengakui bahwa ekonomi China telah mampu menyalip Amerika Serikat dan Eropa sebagai kekuatan dunia.
Pandangan ini memunculkan berbagai tanggapan di masyarakat, dengan sebagian setuju dengan pandangannya dan menganggap China sebagai contoh kemajuan yang dapat diikuti, sementara sebagian lainnya meragukan kesesuaian pandangan komunis dalam konteks Indonesia.
Pernyataan kontroversial Panji Gumilang ini menjadi perhatian media dan publik.