JAKARTA, POSTINGNEWS.ID - Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) membantah pernyataan Anies Baswedan yang menyebut Presiden Joko Widodo (Jokowi) tidak banyak membangun jalan di masa kepemimpinannya.
Bakal calon presiden (bacapres) dari Koalisi Perubahan ini juga membandingkan kinerja Jokowi di bidang pembangunan infrastruktur tersebut dengan rezim Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) yang disebutnya berhasil membangun 20 kali lipat lebih banyak.
Direktur Jenderal Bina Marga Kementerian PUPR, Hedy Rahadian, menyebut kalau Anies salah memahami data yang tersaji dalam Badan Pusat Statistik (BPS).
“Salah interpretasi,” kata Hedy di Jakarta, dilansir Jumat, 25 Mei 2023.
Menurut Hedy, Anies tampaknya memanfaatkan data tentang perubahan status jalan dalam BPS untuk mendasari pernyataannya.
Di situ, kata dia, tertera data tentang perubahan jalan dari yang berstatus provinsi di masa pemerintahan Jokowi menjadi jalan nasional di era SBY.
Selain itu, ada juga penambahan panjang jalan nasional di era SBY. Namun, dia menegaskan hal itu tidak berarti bahwa pembangunan era Jokowi lebih sedikit.
BACA JUGA:Dikenal Karena Sering Bungkam Lawan Politik, Erdogan Tak Terima Disebut Diktator
“Itu adalah jalan perubahan status, dari jalan provinsi menjadi jalan nasional, bukan pembangunan jalan baru. Yang disebut bahwa pembangunan jalan di zaman SBY lebih panjang dari zaman Jokowi, bukan itu maksud data BPS,” jelas Hedy.
Adapun Anies Baswedan menyebut pemerintahan Jokowi tidak menghasilkan banyak jalan seperti era SBY.
Jalan yang dimaksud berupa jalanan penghubung yang digunakan oleh penduduk untuk mendongkrak perekonomian rakyat.
Anies, dalam data yang ia gunakan, mengatakan kalau SBY berhasil menciptakan jalan nasional dengan panjang hingg 11.800 km.
Total itu disebutkan 20 kali lipat lebih banyak dari pembangunan yang dilakukan oleh pemerintahan Jokowi yang hanya mampu membangun sepanjang 590 km.