Bekas kampus Mario Dandy, Universitas Prasetiya Mulya, tengah mengembangkan teknologi AI untuk mendekati tindak pencucian uang.
JAKARTA, POSTINGNEWS.ID - Perkembangan teknologi kecerdasan buatan (artificial intelligence/AI) yang kian cepat dan masif, menimbulkan kekhawatiran masyarakat akan potensi pelanggaran privasi atas data yang dikumpulkan dan dimanfaatkan dalam teknologi ini.
Pasalnya, AI merupakan teknologi yang dapat mengumpulkan dan menggunakan data masyarakat, yang mungkin saja termasuk informasi sensitif.
Ada banyak layanan dan produk online populer yang mengandalkan kumpulan data besar untuk mengajarkan dan meningkatkan algoritma AI mereka.
Sektor yang sangat sensitif terhadap isu perlindungan privasi dan manajemen data adalah jasa keuangan dan medis. Dua sektor ini pun, belakangan mulai memanfaatkan teknologi AI untuk mendorong efisiensi dan peningkatan kualitas dalam proses kerja mereka.
BACA JUGA:Sudah Tahu Belum? LRT Jakarta Buka Lowongan Kerja Loh!
BACA JUGA:Catat! Ini Caranya Daftar Program Mudik 2023 Gratis KAI dari Kemenhub, Simpel Kok
Hal itu sebagaimana dijelaskan oleh Ketua Progam Studi S1 Computer Systems Engineering Universitas Prasetiya Mulya, Agung Alfiansyah.
“Misalnya saja, penggunaan AI untuk membantu dokter mendeteksi suatu penyakit, atau pemanfaatan AI untuk mengecek praktik kejahatan finansial di dalam dunia perbankan,” ujar Agung dalam rilis pers Universitas Prasetiya Mulya, dilansir Sabtu, 8 April 2023.
Dalam konteks pemanfaatan AI di dunia jasa keuangan, tim pengembang AI Program Studi Computer Systems Engineering Prasetiya Mulya kini tengah meneliti kemungkinan penggunaan AI untuk mendeteksi kejahatan finansial seperti praktik pencucian uang.
Tim yang dipimpin Agung Alfiansyah ini tengah mengembangkan sistem agar lembaga keuangan seperti bank dapat saling berbagi data dengan tetap menjamin keamanan informasinya.
BACA JUGA:Waduh! Ada 6 BUMN Dibubarkan Jokowi Sejak Awal Tahun, Intip Daftarnya di Sini
BACA JUGA:Wow! Buruan Cek Lion Air Diskon Tiket Mudik, Jakarta-Semarang Cuma Rp 300 Ribuan Nih
“Sistem ini diharapkan bisa digunakan untuk mendeteksi kasus penipuan, fraud, sampai kejahatan pencucian uang," jelas Agung.
Masa Depan Studi Kecerdasan Buatan