JAKARTA, POSTINGNEWS.ID - Penyanyi legendaris yang mendapat julukan Godfather of Broken heart Didi Kempot menjadi tema Google Doodle pada hari Minggu (26/2), kemarin.
Dalam laman Google menyatakan doodle hari Minggu (26/2) mengenang Didi Kempot karena menciptakan ratusan karya selama tiga dekade berkarier di dunia musik.
"Doodle hari ini mengenang seorang penyanyi dan penulis lagu Indonesia yang dikenal sebagai "Godfather of Broken Hearts, Didik Prasetyo (dikenal sebagai Didi Kempot)," tulis Google dalam pernyataannya.
"Didi Kempot menulis lebih dari 700 lagu sepanjang karirnya yang produktif. Seorang master musik campursari Jawa," Imbuhnya.
Peringatan dua tahun lalu, tepat pada tanggal 26 Februari, Didi menerima Billboard Indonesia Lifetime Achievement Award.
Keluarga Didi Kempot memang akrab dengan kesenian dan hiburan. Sang ibu merupakan penyanyi jawa tradisional, sementara Ayah dan kakaknya merupakan komedian.
Didi yang merupakan penyanyi lagu "Pamer Bojo" itu lahir pada Desember 1966. Ketika dirinya menginjak usia 18 tahun, bersama dengan teman-temannya membentuk band bernama Kelompok Pengamen Trotoar.
BACA JUGA:Curhatan Fuji di Makam Bibi Ardiansyah Viral: 'Banyak Banget Hal yang Pengin Uti Ceritakan'
Selama lebih dari dua dekade, Didi dan kawan mencari penghasilan dengan mengamen, tampil di jalanan Surakarta dan Jakarta.
Sementara itu, asal usul nama belakang Didi yakni Kempot merupakan kepanjangan dari Kelompok Pengamen Trotoar.
Didi pantang menyerah dalam menulis lagu, meski uang dihasilkannya sedikit. Cidro, Moblong-Moblong, Podo Pintere merupakan beberapa karya-karya nya yang lahir.
Keseharian Didi setelah mengamen, dirinya kerap begadang untuk merekam lagu-lagunya di kaset kosong lalu ia kirim ke studio rekaman. Apakah daya, segala upayanya masih belum membuahkan hasil.
BACA JUGA:Rasa Penyesalan Mario Dandy Satrio Usai Aniaya David Hingga Tak Sadarkan Diri: 'Ya Nyesellah, Bu!'
Sampai pada tahun 1989, akhirnya Didi menandatangani kontrak dengan label musik. Single pertamanya Cidro menjadi sangat populer di Belanda dan Suriname, dua negara dengan diaspora warga Jawa yang besar.