LHO KOK? Memasuki Musim Panen Tapi Indonesia Tetap Impor Beras, Presiden Jokowi Beri Alasan Begini...

Senin 20-02-2023,18:29 WIB
Reporter : Tamadhir Taharani
Editor : Ristanto

JAKARTA, POSTINGNEWS.ID -  Meski Februari ini sudah mulai masuk panen raya, Presiden Joko Widodo (Jokowi) mengatakan Indonesia masih perlu mengimpor beras. 

Menurut RI nomor 1 tersebut, stok Bulog tipis dan tidak memenuhi kebutuhan beras nasional.

"Stoknya minimal 1,2 juta ton, kemarin pada level 600 (ribu) ton, jadi mau tidak mau harus (impor). Secara nasional kita butuh, karena stoknya dari Bulog tipis," ujar Jokowi.

Jokowi mengatakan provinsi yang menjadi penghasil beras nasional juga akan disalurkan beras impor. Jika tidak dilakukan, dirinya khawatir harga beras akan melambung.

BACA JUGA:Alhamdulillah... Setelah Putus dari Thariq, Fuji Justru Lebih Rajin Beribadah, Frans: Sudah Fix ini yang Terakhir...

BACA JUGA:TERBONGKAR! 9 Cara Membangun Merek Pribadi sebagai Youtuber Sukses, Ssst...Belum Banyak Diketahui Orang Brew...

"Melihat kebutuhan, pilih naik atau pilih turun. Kalau stoknya di sebuah provinsi kurang ya mau tidak mau ditambah, kalau tidak harga akan naik," imbuhnya

Padahal, Jokowi menyebutkan bulan Februari ini dan Maret mendatang Indonesia akan mengalami panen padi nasional dengan stok beras yang diproyeksikan melimpah hingga 1,9 juta ton di masa panen raya tersebut.

Syahrul Yasin Limpo, Menteri Pertanian (Mentan) melaporkan bahwa panen raya sudah berlangsung di semua daerah. Mentan Syahrul mengklaim produktivitas beras tidak meleset dari analisis pemerintah. 

Menurut Syahrul, produksi beras pada puncak panen setidaknya mencapai 5,9 juta ton. Syahrul merinci total lahan pertanian yang sudah panen pada Februari ini mencapai 1 juta hektare. Dirinya menyebutkan jumlah panen itu akan meningkat pada puncaknya, yakni Maret hingga April 2023.  

BACA JUGA:Iwet Ramadhan Jelaskan Gejala Pendarahan Selaput Otak yang Dialaminya: 'Badan Sebelah Kiri Melemah Drastis'

BACA JUGA:Lagi dan Lagi, Paula Verhoeven Dihujat Netizen, Kenapa Ya?

"Walaupun menurut data yang ada dan yang selama ini kami jadikan rujukan ya dengan berbagai varietas yang kami pakai sekarang sudah lebih dari rata-rata 5,9 (juta ton). Tetapi kami pakai yang terendah 5,9 (juta ton) data BPS," tutur Syahrul.

Terlepas dari itu, Jokowi sempat menyampaikan di awal masa jabatannya pada 2014 lalu, sebenarnya dirinya sempat jengkel melihat kondisi pangan Indonesia yang banyak impor. 

"Saya terus terang sangat geregetan. Negara yang sangat kaya, sangat luas sawahnya, tapi masih impor," ujar Jokowi, Desember 2014 silam.

Kategori :