JAKARTA, POSTINGNEWS.ID - Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) memprediksi akan ada potensi terbentuknya awan cumulonimbus.
Kepala BMKG, Dwikorita Karnawati meminta pihak maskapai penerbangan mewaspadai kondisi cuaca hingga 7 hari kedepan.
Menurutnya itu kondisi tersebut dapat mengganggu penerbangan, hal tersebut ia sampaikan dalam konferensi pers pada Selasa, 20 Desember 2022.
BACA JUGA:Jadi Rebutan Parpol, Ridwan kamil Diklaim Golkar dan PAN Jadi Kadernya
"Untuk penerbangan potensi awan cumulonimbus terdeteksi di wilayah udara Indonesia kaitannya dengan jalur penerbangan dengan persentase cakupan parsial lebih dari 75 persen," kata Kepala BMKG Dwikorita Karnawati.
Dwikorita menjelaskan hal ini harus diwaspadai karena dapat mengganggu penerbangan, namun awan tersebut muncul hanya di wilayah tertentu di Indonesia.
"Artinya ini perlu diwaspadai dapat ganggu penerbangan yaitu selama 7 hari ke depan yang berlaku mulai besok 21 Desember 2022 hingga 27 Desember 2022 di wilayah Banten, Jabar, Jateng, Jatim, NTB, dan Sulsel," kata Dwikorita.
Selain itu, Dwikorita juga menyampaikan akan ada potensi gelombang tinggi di sejumlah wilayah perairan Indonesia pada periode 23-27 Desember 2022. Dia mengatakan kategori gelombang tinggi tersebut mencapai 4 hingga 6 meter.
BACA JUGA:5 Tips Tetap Sehat dan Bugar Selama Liburan Nataru, Simak dengan Lengkap
BACA JUGA:Ridwan Kamil Temui PJ Gubernur DKI Heru Budi, Bahas Ini Ternyata!
Dwikorita menyebutkan gelombang tinggi tersebut berpotensi terjadi di Samudra Hindia selatan Banten, Samudra Hindia selatan Jawa Barat, Samudra Hindia selatan Jawa Tengah.
Ditambah adanya kejadian di wilayah Samudra Hindia selatan Jawa Timur, Samudra Hindia selatan Bali, Laut Natuna Utara, dan Selat Makassar bagian selatan.
Sementara kategori tinggi gelombang di kisaran 2,5-4 meter, akan berdampak di perairan Aceh, Laut Natuna, Selat Karimata, Laut Jawa, Laut Bali, Laut Sumbawa, Laut Flores, Selat Sunda, Perairan selatan Banten, Perairan selatan Jawa, Perairan selatan Bali.
Selain itu berpotensi terjadi di Perairan selatan Lombok, Perairan selatan Sumbawa, Perairan P. Sumba, Perairan barat Sulawesi Selatan, Selat Makassar bagian utara, Perairan Halmahera, Laut Arafuru bagian barat, Samudra Hindia selatan NTB, Samudra Hindia selatan NTT.