Ucapkan PPKM Strategi Komunis, Ferdinand 'Semprot' Ustad Yahya Waloni dan Sebut Omongannya Sampah!

Ucapkan PPKM Strategi Komunis, Ferdinand 'Semprot' Ustad Yahya Waloni dan Sebut Omongannya Sampah!


Ferdinand Hutahaean semprot Ustad Yahya Waloni terkait ucapan PPKM adalah strategi komunis||Kolase Instagram @Ferdinandhaean3 dan @ceraham_ustad_yahya_waloni

TRENDINGNEWS.ID - Politisi Ferdinand Hutahaean mengkritik ucapan Ustad Yahya Waloni soal PPKM darurat adalah strategi komunis untuk mencenderai umat Islam sehingga lontaran ustad itu menjadi kontroversi.

Pegiat media sosial ini melihat apa yang disampaikan Ustad Yahya Waloni seperti sampah.

Melalui akun Tiwtternya @Ferdinandhutahaean3, dia menyebut penyampaian Ustad Yahya tidak didasari pemahaman yang baik dan benar tentang PPKM Darurat.

Dia bahkan menilai apa yang disampaikan Ustad Yahya tidak melihat dampak dari ucapannya yang hanya asal bicara.

BACA JUGA:PPKM Darurat Diperpanjang? Ahmad Sahroni: Pemerintah Harus Perhatikan Ekonomi Masyarakat dan Jangan Bikin Aturan yang Membingungkan

"Yahya Waloni ini tanpa pemahaman yang baik dan benar tentang PPKM dan tak terpikir dampak dari ucapannya apakah salah atau benar,  dia tak peduli yang penting bicara," cuitnya yang dikutip Jumat  16 Juli 2021.

Dia menjelaskan omongan Ustad Yahya itu hanya mengejar popularitas semata demi birahi atau berlandaskan kebencian.

Bahkan,  kata mantan Politisi Demokrat ini pernyataan Yahya Waloni soal PPKM itu adalah sampah lantaran hanya fokus pada kafir.

Sebelumnya, Ustad Yahya Waloni mengkrtik pemerintah dengan kebijakan bahwa PPKM Darurat yang berlaku pada Idul Adha adalah bentuk mencederai dan melukai umat Islam.

BACA JUGA:Terkuak! 4 Tanaman Hias ini Ternyata Ampuh Bunuh Bakteri dan Virus, Cocok Dipajang di Rumah Saat PPKM Darurat

"Kita semua tahu tanggal 20 Juli adalah pelaksanaan hari besar Islam,  untuk peringati hari raya kurban Idul Adha," kata Yahya Waloni .

Yahya Waloni mengaku setiap kali hari besar umat Islam pemerintah selalu berdalih dengan alasan Covid-19.

"Ini mengapa tiap pelaksanaan besar Islam selalu dikopat-kopitkan," ucapnya.

Menurut dia kebijakan itu hanya senjata politik belaka. "PPKM Jawa-Bali hanya senjata politik,  kalau kita lihat dari analis politik,  kalau kita lihat dari analisis politik,  penduduk terbesar Indonesia itu di Pulau Jawa. Umat Islam besar di Jawa," terangnya.

BACA JUGA:Khawatir 'Lost Generation', Andreas Hugo Pareira Ingatkan Soal PTM Terbatas: di SKB 4 Menteri Sudah Diatur Semua

"Nah,  jangan sampai mereka bisa mengukur kekuatan muslim di Indonesia. Sebab kalau Pulau Jawa dan Bali sudah bisa dipetakan, maka Insya Allah akan mudah bagi mereka menguasai Indonesia, " ucapnya.

Dia menilai kebijakan itu salah satu strategi komunis untuk mengukur persatuan dan kesatuan Umat Islam.

"Karena yang paling ditakuti Komunis adalah persatuan Umat Islam," ucapnya.

 

Temukan konten Postingnews.Id menarik lainnya di Google News

Sumber: