Tarif Masuk TNK dan Pulau Padar Naik, Ini Penjelasan Gubernur Viktor Laiskodat

Tarif Masuk TNK dan Pulau Padar Naik, Ini Penjelasan Gubernur Viktor Laiskodat

Pemprov NTT menaikkan tarif masuk ke Taman Nasional Komodo dan Pulau Pasar-Instagram @tamannasionalkomodo-


Pemprov NTT menaikkan tarif masuk ke Taman Nasional Komodo dan Pulau Pasar|Instagram @tamannasionalkomodo|

 

JAKARTA, POSTINGNEWS.ID - Terhitung 1 Agustus 2022, Pemerintah Provinsi Nusa Tengga Timur (NTT) menaikkan tarif masuk ke Taman Nasional Komodo (TNK) dan Pulau Padar.

Dengan adanya kenaikan tarif, wisatawan yang mau mengunjungi destinasi wisata yang berada di Labuan Bajo, Kabupaten Manggarai Barat itu harus merogoh kocek hingga Rp 3,75 juta per orang.

Dikutip dari Nttprov.go.id, Gubernur NTT Viktor Bungtilu Laiskodat mengatakan, pihaknya menaikkan tarif karena dibutuhkan anggaran yang besar untuk pengelolaan TNK.

"Untuk konservasi Taman Nasional Komodo kita harus punya anggaran yang cukup agar pengelolaannya lebih maksimal," kata Viktor.

BACA JUGA:Gempar! Anak Indigo Ramal Artis Berinisial PM Tak Akan Lama Lagi Bakal Meninggal, Ini Ciri-cirinya

Ditambahkannya, konservasi yang baik membutuhkan anggaran yang besar. Hal ini bertujuan untuk pelayanan pariwisata jangka panjang dan berkelanjutan.

Dikatakannya lagi, pemerintah daerah sangat menjaga ekosistem darat dan laut dari dua pulau itu. Misalnya, dengan mencegah dari adanya upaya  pemboman ikan yang juga merusak alam lautnya, pencegahan pencurian satwa seperti rusa yang adalah makanan komodo.

+++++



Lebih lanjut, Viktor mengatakan semua ini sangat berkaitan erat demi kelangsungan hidup ekosistem di TNK, dan juga demi kelangsungan hidup komodo.

Viktor juga menyarankan agar masyarakat yang keberatan dengan kenaikan tarif itu untuk melihat komodo di Pulau Rica.

Disebutkan Viktor, di Pulau Rica terdapat sekitar 1.300 komodo. Untuk masuk ke Pulau Rica, Viktor mengatakan pengunjung dikenakan tarif normal.

"Presiden Jokowi juga telah mengatakan kalau tidak ingin ke Pulau Komodo dan Pulau Padar, maka juga bisa ke Pulau Rinca karena komodo disana juga sama dengan di dua pulau tersebut dan tak ada bedanya,” kata Viktor.

BACA JUGA:Mensos Komentari soal Beras Bansos Dikubur di Depok: Arahan Pak Menko Beras Itu Diganti Karena...

Sementara itu Wasekjen Golkar Sebastian Salang mengkritisi kenaikan tarif TNK tersebut. Pasalnya, kebijakan yang ditetapkan membuat pelaku wisata mogok dan wisatawan terlunta-lunta saat masuk ke Labuan Bajo.

Sebastian pada Selasa (2/8/2022) mengatakan, ini adalah potret kebijakan yang dipaksakan, top down, sempit demi angan-angan keuntungan besar yang ditempu melalui jalan pintas.

Ia juga mengatakan kebijakan tersebut mengabaikan pertimbangan kepentingan masyarakat lokal, pelaku wisata, pelaku bisnis,  dan perasaan masyarakat setempat.

+++++



Sebastian pun meminta pemerintah untuk menarik kembali kebijakan tarif TNK dan Pulau Padar.

Secara faktual, kata Sebastian, kebijakan ini telah kehilangan legitimasi dan public trust. Karena telah melahirkan konflik dan kegaduhan.

"Karena itu kebijakan tersebut telah gagal dan sebaiknya segera dibatalkan atau dicabut kembali. Pemerintah Pusat harus melihat fakta perlawanan  ini dengan cermat  dan tak perlu malu untuk menarik kembali," ujarnya.

Pada Selasa (2/8/2022), pelaku wisata Super Premium Labuan Bajo melakukan mogok total dalam pelayanan bagi wisatawan.

BACA JUGA:Minta Mabes Polri Hentikan Kasus Dugaan Pelecehan Seksual Istri Ferdy Sambo, Kamaruddin: Hanya Pengalihan Isu

Pelaku wisata kompak melakukan aksi mogok selama 1 bulan mulai 1 Agustus kemarin. Aksi tersebut dipicu oleh kenaikan tarif masuk Taman Nasional Komodo atau Pulau Komodo dan Padar di Labuan Bajo sebesar Rp 3,75 juta.

Aksi tersebut membuat sejumlah wisatawan asing maupun lokal pun akhirnya terlunta-lunta ketika tiba di Ibu kota Kabupaten Manggarai, NTT itu karena tak ada pelaku wisata yang melayani.

Temukan konten Postingnews.Id menarik lainnya di Google News

Sumber: