Asemka Sepi Melongpong! Tahun Baru 2026 Jadi 'Garing', Pedagang Curhat Omzet Terjun Bebas Gara-Gara Hal Ini!

POSTINGNEWS.ID --- Pasar Asemka, Jakarta, yang biasanya kalau akhir tahun udah kayak lautan manusia, sekarang mendadak jadi adem ayem. Padahal, harusnya pekan ini jadi puncak perburuan terompet sama kembang api buat pesta malam pergantian tahun. Bukannya dapet untung gede, para pedagang di sana malah cuma bisa gigit jari liat stok dagangan yang masih numpuk.

Tahun Baru 2026 ini emang kerasa beda banget vibes-nya. Nggak ada suara terompet yang saling bersahutan atau bau mesiu kembang api yang nyengat. Kenapa sih pusat pernak-pernik terbesar di Jakarta ini bisa sesepi itu? Yuk, kita bongkar ceritanya!

BACA JUGA:Cuaca Tak Menentu Ancam Malam Tahun Baru, Dedi Mulyadi Minta Warga Jabar Utamakan Keselamatan Bukan Eufori Saja!

Empati di Tengah Bencana: Tahun Baru Tanpa Pesta Pora

Usut punya usut, sepinya pembeli ini bukan cuma masalah dompet, tapi soal rasa kemanusiaan. Pemerintah emang ngeluarin imbauan supaya perayaan tahun baru kali ini nggak digelar secara berlebihan atau meriah banget.

Asep, salah satu pedagang veteran di Asemka, curhat kalau kebijakan ini punya pengaruh gede banget ke dagangannya. Indonesia lagi berduka karena rentetan bencana alam yang terjadi belakangan ini. Jadi, nggak lucu kan kalau kita pesta kembang api sementara saudara kita di daerah lain lagi berjuang di pengungsian?

BACA JUGA:Tanpa Pertunjukan Kembang Api, Ancol Janjikan Perayaan Tahun Baru Tetap Meriah dan Berkesan Bagi Warga!

Terompet 'Gak Laku', Stok Numpuk di Lapak

Biasanya, Pak Asep bisa ngejual ratusan bahkan ribuan terompet dalam hitungan hari. Tapi sejak buka lapak dari tanggal 20 Desember 2025 kemaren, pembelinya bisa dihitung pake jari. "Tahun ini bener-bener drop," katanya lesu.

Imbauan buat nggak nyalain petasan dan kembang api bikin masyarakat jadi ngerem belanja. Pesta rakyat yang biasanya jadi ladang cuan buat pedagang kecil, sekarang mendadak "mati suri" demi menghormati korban bencana.

BACA JUGA:Tahun Baru Lebih Tenang, Gubernur Banten Resmi Larang Kembang Api!

Tetap Rayakan Secara Simpel dan Prihatin

Meskipun sepi, tetep ada sih satu-dua warga yang mampir. Salah satunya Sugeng, yang tetep beli kembang api kecil buat nyenengin anaknya di rumah. Menurutnya, kita emang harus prihatin, tapi bukan berarti nggak boleh ngerayain sama sekali. Yang penting nggak hura-hura yang berlebihan.

Kondisi ini bikin para pedagang di Asemka cuma bisa berharap semoga tahun depan keadaan udah membaik, nggak ada bencana lagi, dan mereka bisa balik "panen" cuan kayak biasanya.