Industri Otomotif Lagi Gak Baik-Baik Saja? Pabrik Raksasa Terancam Jadi 'Gudang Kosong' Gara-gara Mobil Nggak Laku!

Industri Otomotif Lagi Gak Baik-Baik Saja? Pabrik Raksasa Terancam Jadi 'Gudang Kosong' Gara-gara Mobil Nggak Laku!

Toyota Company 1200-Toyota of North Charlotte-

POSTINGNEWS.ID --- Dunia otomotif Indonesia lagi kena mental, nih! Kalau lo ngerasa jalanan makin macet, ternyata itu nggak sejalan sama data penjualan mobil baru di dealer. Faktanya, pasar domestik lagi lesu parah, dan ini bukan cuma soal sales yang pusing nggak dapet komisi, tapi udah level "siaga satu" buat pabrik-pabrik besar di tanah air.

Masalahnya serius, guys. Kapasitas pabrik yang gede banget sekarang malah banyak yang nganggur. Kalau dibiarin, industri kebanggaan kita ini bisa kehilangan taringnya. Kok bisa sih? Yuk, kita bedah situasinya!

BACA JUGA:NYAMAN GAK ADA OBAT! Permata Bank GJAW 2025 Upgrade Fasilitas Level Bintang 5! Shuttle Bus & Powerbank GRATIS! Pecinta Otomotif Wajib Serbu!

Kapasitas 2,3 Juta, Tapi Cuma Keisi Setengah?

Bob Azam, bos dari Toyota Motor Manufacturing Indonesia (TMMIN), baru aja buka suara soal kondisi ini. Bayangin, total pabrik mobil di Indonesia itu sebenernya sanggup bikin 2,3 juta unit setahun. Tapi kenyataannya? Yang diproduksi cuma sekitar 1,3 juta unit doang!

Artinya, ada sekitar 1 juta unit "kapasitas hantu" alias mesin-mesin pabrik yang diem doang nggak kerja. Tingkat under-utilization ini nyampe 30-40%. Ibarat lo sewa kosan buat 10 orang, tapi yang nempatin cuma 6 orang. Rugi di ongkos, kan?

BACA JUGA:Bikin Geger! 80+ Merek Otomotif Kumpul di GJAW 2025: Intip Lokasi Nongkrong Baru dan Harga Tiketnya

Nasib Mobil Bensin (ICE) Makin Terpojok

Yang paling bikin ketar-ketir adalah nasib mobil konvensional alias mobil bensin (ICE). Segmen ini lagi terjun bebas dan belum ada tanda-tanda mau bangkit. Penurunan permintaannya diprediksi bakal lebih dalem lagi.

Di sisi lain, mobil listrik (EV) emang lagi naik daun, tapi ada tapinya nih... Kebanyakan mobil listrik yang sliweran di sini masih barang impor. Jadi, bukannya bantuin pabrik lokal biar sibuk lagi, malah bikin angka impor kita makin bengkak. Miris, kan?

BACA JUGA:Gondol 9 Piala, Yamaha Dominasi Ajang Penghargaan Otomotif Tahun Ini

Efek Domino: Efisiensi Jebol, Daya Saing Anjlok

Kalau pabrik kerja di bawah kapasitas, biaya produksi per mobil jadi makin mahal. Ini yang bikin industri kita kalah saing sama negara tetangga. Efisiensi itu kunci kalau mau ekspor, tapi kalau pabriknya aja lebih banyak nganggurnya, gimana mau jagoan di pasar global?

Industri otomotif itu nyerep jutaan tenaga kerja. Kalau utilisasi pabrik terus-terusan rendah, dampaknya bisa merembet ke mana-mana, termasuk ke nasib para pekerja di sana.

BACA JUGA:Bersiap! GIIAS 2025 Bakal Pamerkan Merek Otomotif Global Terlengkap di Dunia, Hadir di 5 Kota Besar

Solusinya Mana? "Fresh Money" Buat Rakyat!

Pihak industri berharap banget ada intervensi dari pemerintah, misalnya lewat insentif PPnBM. Logikanya simpel: kalau harga mobil bisa turun dikit aja, masyarakat punya "fresh money" alias sisa duit buat belanja. Kalau konsumsi naik, pabrik muter lagi, ekonomi pun gaspol lagi.

Zaman sekarang orang lagi mikir dua kali buat keluarin duit gede. Tanpa ada "pemanis" dari kebijakan pemerintah, pasar otomotif domestik bakal tetep lesu kayak dengerin lagu galau di hari Senin.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Share